Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jokowi Tawarkan Relokasi ke Warga Asmat karena Sulit Dijangkau Layanan Kesehatan

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Senin, 22 Januari 2018 |21:41 WIB
Jokowi Tawarkan Relokasi ke Warga Asmat karena Sulit Dijangkau Layanan Kesehatan
Anak penderita gizi buruk di Asmat sedang menjalani perawatan medis (Foto: Antara)
A
A
A

JAKARTA - Sulitnya medan yang harus ditempuh bagi tim kesehatan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan wabah campak dan gizi buruk ‎membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawarkan agar warga di Kabupaten Asmat, Papua bersedia direlokasi.

Relokasi tersebut dinilai akan memudahkan pemerintah dalam menjangkau para warga yang terinfeksi wabah campak dan menderita gizi buruk tersebut.

"Mengenai kondisi baik di Asmat, Agas, dan Nduga itu kondisi lapangannya memang sangat berat. Yang kedua, itu juga tersebar," kata Jokowi dari keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin‎ di GOR Dempo Jakabaring Sport City, Kota Palembang, Senin (22/1/2018).

 (Baca: Distribusi Logistik KLB Gizi Buruk & Campak ke Asmat Terkendala Transportasi)

Kepala Negera menerangkan, pemerintah akan terus berupaya untuk mencarikan jalan keluar terbaik bagi permasalahan ini. Menurut dia, solusi jangka panjang sangat diperlukan lantaran penyakit ini sebenarnya kerap terjadi setiap tahun.

"Ini setiap tahun kejadiannya selalu ada. Kita tidak usah tutup-tutupi. Yang paling penting menurut saya bagaimana mencarikan jalan keluar agar saudara-saudara kita ini tidak terkena wabah penyakit seperti campak dan gizi buruk," tuturnya.

Tawaran relokasi dilakukan agar penduduk yang tinggal di daerah terpencil dan tersebar dapat mudah dipantau kesehatannya. Pilihan pindah‎ ke kota akan memudahkan hingga menjangkau warga yang terkena penyakit ‎oleh tim kesehatan pemerintah.

"Alangkah lebih baik apabila itu direlokasi ke kota. Jadi desa-desa di relokasi ke kota. Tapi ini kan mengubah budaya. Tentang persiapan untuk perumahannya saya kira kabupaten dan provinsi juga punya kemampuan. Pemerintah pusat kalau memang dibutuhkan juga siap membantu," ujarnya.

 (Baca juga: Selain Asmat, Desa di Pegunungan Bintang Juga Terkena Wabah Campak dan Gizi Buruk)

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi sendiri telah menggambarkan betapa sulitnya medan yang ditempuh oleh tim kesehatan yang dibentuk pemerintah pusat saat menjangkau lokasi terdampak. Salah satunya, kata Jokowi, butuh waktu selama empat hari untuk dapat sampai ke daerah tujuan.

"Contoh dari Wamena menuju ke Nduga itu lewat hutan belantara 4 hari. Di Asmat juga sama, di situ rawa-rawa. Untuk naik boat saja butuh 3 jam. Biayanya tidak kecil, Rp3 juta sampai Rp4 juta. Itu fakta-fakta yang ada di lapangan," tukasnya.

(Ulung Tranggana)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement