SEOUL – Seorang ajudan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengatakan, pemerintah berharap Korea Utara akan mengirimkan pejabat dalam level tertinggi untuk memimpin delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang. Pyongyang disebutnya akan mengumumkan siapa-siapa saja yang akan datang ke Pyeongchang dalam beberapa hari mendatang.
Rombongan yang terdiri dari para seniman serta pemandu sorak dari Korea Utara dijadwalkan tiba di Korea Selatan pada pekan ini. Namun, nama delegasi dari pemerintah Korea Utara hingga saat ini masih belum juga diumumkan.
“Karena isu pejabat tertinggi menjadi perhatian utama presiden, saya yakin Kementerian Unifikasi dari Dewan Keamanan Nasional mungkin sudah menghubungi Korea Utara. Kami berharap mereka segera mengumumkannya,” ujar ajudan yang namanya dirahasiakan itu, mengutip dari Yonhap, Senin (5/2/2018).
Ia menambahkan, Seoul sangat berharap delegasi pemerintah Korea Utara itu berisi dari pejabat-pejabat dengan posisi setinggi mungkin di Korea Utara. Dengan demikian, Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 yang digelar 9-25 Februari dapat menjaga momentum proses perdamaian serta menjadi awal dialog dari Korea Utara dengan Amerika Serikat (AS).
“Harapan kami adalah, jika pejabat nomor dua atau tiga di bawah Kim Jong-un datang, maka akan menjadi semakin bermakna,” imbuhnya sang ajudan.
Korea Utara pada perundingan 9 Januari di Panmunjom sepakat untuk mengirim pejabat level tinggi ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang. Akan tetapi, hingga hari ini tidak ada konfirmasi siapa yang akan memimpin delegasi Korea Utara sebagai perwakilan dari pemerintah. Sejumlah nama pun menyeruak.
Sejumlah pengamat yakin Korea Utara akan mengirim Choe Ryong-hae, Wakil Ketua Komite Sentral Partai Pekerja Korea sekaligus tangan kanan Kim Jong-un. Choe yang dianggap sebagai orang nomor dua di Korea Utara datang menemani delegasi negara tersebut pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Nama berikutnya adalah Kim Yong-nam, Presiden dari Presidium Majelis Agung Rakyat Korea Utara. Namanya muncul karena Yong-nam memiliki jabatan formal sebagai Kepala Negara Korea Utara. Berikutnya ada Kepala Departemen Bersatu Kim Yong-chul. Namun, kedatangannya akan memicu protes mengingat Yong-chul adalah dalang serangan torpedo pada 2010 yang menewaskan 46 pelaut Korsel.
Satu lagi adalah Choe Hwi, Ketua Komite Pelindung Olahraga Nasional Korea Utara. Akan tetapi, namanya masuk dalam daftar sanksi resolusi Dewan Keamanan PBB di mana Hwi dijatuhi larangan bepergian. Sementara Choe Ryong-hae dan Kim Yong-chul diketahui berada dalam daftar individu yang dijatuhi sanksi oleh Korea Selatan.
(Wikanto Arungbudoyo)