Tak patah semangat, Yane kemudian meminta peserta tersebut untuk tetap mengikuti prosesnya sampai selesai 18 materi.
"Akhirnya saya jawab, ibu semuanya keputusan ada ditangan ibu, tapi mohon kiranya ibu bisa menyelesaikan pertemuan ini sampai 18 materi. Dan apa yg terjadi, di materi ke 15, ibu itu bilang tidak jadi bercerai. Terharu sekali saya. Jadi, proses pembelajaran itu tidak bisa instan. Tidak bisa dibuat seminar satu hari. Ini harus secara berkala. Jadi sekolah ibu ini untuk perubahan perilaku seorang ibu untuk meningkatkan ketahanan dalam keluarga," jelas dia.
Sekolah Ibu (foto: Putra RA/Okezone)
Dalam program percontohan Sekolah Ibu di Katulampa, Yane Ardian bersama Walikota Bima Arya Sugiarto sudah mewisuda 30 kaum ibu. Melihat manfaat dari program ini, ia berencana membuat duplikasi Sekolah Ibu untuk diterapkan di 68 keluarahan yang ada di Kota Bogor.
"Saat wisuda kemarin, sebanyak 30 ibu-ibu menangis harus dan berterimakasih. Jadi, saya berfikir ini harus diduplikasi ke 68 keluarahan. Artinya, ada 30 ibu terselamatkan dari perceraian, apalagi jika ini dimasifkan dan dibuat serentak," terang Yane.
Gayung bersambut, Pemerintah Kota Bogor mendukung program inspiratif besutan Yane Ardian tersebut. Dalam waktu dekat 'Sekolah Ibu' ini akan dilaksanakan di seluruh kelurahan.
"Jadi program ini bukan karena dibuat oleh saya dan diterima langsung oleh pemerintah. Ada dasar-dasar hukum yang membuat program ini layak menjadi program pemerintah. Apalagi manfaatnya dirasakan betul oleh warga. Ketika kami memulai program tersebut kami mencoba swadaya dan mandiri serta mencari bantuan dari donatur," urainya.
"Tapi ketika program ini sudah berasa manfaatnya, kami presentasikan kepada pemerintah dan disambut baik oleh Pak Walikota dan jajarannya," ujar Yane.
Sekolah Ibu (foto: Putra RA/Okezone)
Saat ini, kata Yane, tim masih fokus untuk membina tenaga pengajar yang akan memberikan materi di setiap kelurahan. Setiap kelurahan akan ditempatkan dua orang tenaga pengajar, artinya butuh sekira 136 orang guru sukarelawan.
"Untuk guru terbuka untuk umum. Sukarelawan. Bahkan, kemarin salah satu pendaftar ada dari Polwan Bareskrin Mabes Polri. Beliau tertarik menjadi bagian dari Sekolah Ibu karena setiap kasus yang ditanganinya bermula dari kurang pedulinya keluarga," pungkasnya.
(Fiddy Anggriawan )