Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Udara di Ghouta Masuki Hari Kelima, PBB Desak Gencatan Senjata

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 23 Februari 2018 |12:01 WIB
Serangan Udara di Ghouta Masuki Hari Kelima, PBB Desak Gencatan Senjata
Foto: Reuters
A
A
A

AMMAN - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak diadakannya gencatan senjata selama 30 hari di seluruh wilayah Suriah setelah pasukan pemerintahan Presiden Bashar al Assad kembali melancarkan serangan udara ke wilayah pemberontak di Ghouta timur.Serangan udara yang telah berlangsung selama lima hari berturut-turut itu telah menewaskan sedikitnya 416 orang, termasuk ratusan anak-anak.

BACA JUGA: Menlu AS: Bashar Al-Assad Tidak Memiliki Peran di Masa Depan Suriah

Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura meminta diberlakukannya gencatan senjata untuk menghentikan serangan udara demi memberikan akses bagi pengiriman bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis dari Ghouta timur.Pasukan Suriah melancarkan serangan udara ke Ghouta sejak Minggu malam, 18 Februari dan meluluhlantakkan hampir semua bangunan dan fasilitas di wilayah itu.

Serangan tersebut adalah yang terdahsyat sepanjang tujuh tahun konflik dan perang sipil di SUriah. PBB menyebutnya sebagai sebuah pembantaian terhadap warga Ghouta, sebuah distrik di pinggiran Kota Damaskus.

Aksi pasukan Suriah itu juga menyebabkan penduduk di Ghouta tidak memiliki makanan, air ataupun pasokan listrik di tengah musim dingin. PBB melaporkan, 80 persen populasi Kota Harasta saat ini tinggal di bawah tanah untuk menghindari serangan.

"Ada keperluan untuk menghindari pembantaian, karena kita akan dinilai berdasarkan sejarah," kata Mistura sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (23/2/2018).

Assad mengatakan, akan mendukung usulan gencatan senjata, tetapi tidak termasuk terhadap kelompok militan Islam yang menjadi target di Ghouta timur.

Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan resolusi yang disusun oleh Kuwait dan Swedia, yang menuntut "penghentian konflik di seluruh Suriah untuk semua operasi militer kecuali yang ditujukan kepada ISIS, Al Qaea dan Front al Nusra."  

Duta Besar Swedia untuk PBB, Olof Skoog berharap Dewan Keamanan akan mengambil suara pada Kamis waktu setempat. Namun, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan akan mengajukan sebuah amandemen untuk rancangan resolusi itu agar lebih realistis.

Pimpinan Lembaga Bantuan PBB, Mark Lowcock mengatakan, gencatan senjata sangat dibutuhkan untuk mencegah korban jatuh lebih banyak lagi.

BACA JUGA: 800 Warga Sipil Tewas dalam Serangan di Suriah dan Irak sejak 2014

"Yang kita butuhkan adalah penghentian permusuhan yang berkelanjutan dan kita sangat membutuhkannya. Jutaan anak-anak yang luka-luka dan terkepung, perempuan dan laki-laki bergantung pada tindakan yang berarti oleh Dewan ini," ujarnya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement