BEKASI - Kusmiadi (60), ayah dari korban Lely yang tewas dipalu suaminya, Saadi, menyebut beberapa hal yang diceritakan korban sebelum meninggal dunia. Salah satunya saat korban berniat membantu biaya BPJS sang adik sebesar Rp 200ribu per bulan, namun langsung ditolak oleh pelaku.
"Suaminya marah-marah sama anak saya, gak terima almarhum bantuin adiknya. Dari situ anak saya udah gak tahan dan minta cerai," katanya di rumah duka di Kampung Utan RT 04 RW 29, Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Kamis 1 Maret 2018.
Ia pun sempat mengingatkan korban untuk mengurungkan niatnya membayar BPJS sang adik, agar tidak lagi terjadi keributan antara korban dengan pelaku. "Saya bilang kalo pelaku marah, mending enggak usah," katanya.
(Baca: Ini Motif Suami Palu Istri Hingga Tewas di Bekasi)
Namun selang satu minggu kemudian, pelaku dan korban datang ke kediaman Kusmiadi, untuk meminta maaf perihal BPJS tersebut.
"Pelaku malah minta maaf masalah BPJS ke saya. Katanya dia udah salah paham, makanya minta maaf," ujarnya.
Semenjak menikah di tahun 2001, pelaku memang sering melakukan kekerasan verbal kepada korban. Hal itu sering ditanyakan Kusmiadi kepada cucunya bila sedang berkunjung ke rumahnya.
"Anak almarhum sering saya tanya kalau datang ke rumah, apakah pernah terjadi KDRT. Katanya enggak pernah, cuma mulut pelaku saja yang suka nyakitin," ungkapnya.
Kusmiadi mengakui jika pelaku memiliki kecenderungan emosi yang tidak stabil, sejak awal pernikahan dengan putrinya. "Sempat ingin batal pernikahannya, anak saya tidak mau nikah. Karena sudah lamaran dan lain sebagainya, ya gak mungkin kalau tidak jadi nikahnya," kata dia.
(Baca juga: Ini Penilaian Ayah Korban yang Dipalu Suaminya Hingga Tewas di Bekasi)
Pasca menikah, kabar pasangan suami istri tersebut sudah jarang pula terdengar oleh pihak keluarga korban. Dan di tahun 2015, korban sempat tinggal di kediaman Kusmiadi selama 10 hari.
"Dia tidak mau cerita permasalahannya apa, tahu-tahu pindah aja ke rumah saya ini. Kabur aja bawa mobil dari rumah di Bekasi ke Cibitung. Saya sih nanggap positif aja kalau korban lagi tidak ada masalah apa-apa," paparnya.
Sebelumnya korban yang sedang dalam proses cerai dengan pelaku, meminta tolong kepada ayahnya untuk dicarikan mobil pick up, lantaran korban ingin pisah rumah.
"Pelaku sudah membicarakan talak satu di hadapan saya. Jika sudah talak satu, artinya sudah tidak boleh campur satu rumah. Saya tanya keduanya, siapa yang ingin keluar rumah. Akhirnya almarhum yang pindah ke rumah saya selama satu minggu, tapi dijemput lagi sama pelaku," bebernya.
Jenazah Lely (40), korban yang tewas dipalu oleh suaminya, Saadi (39), tiba di rumah duka sekira pukul 17.45 WIB. Jenazah korban yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara itu, langsung disambut isak tangis keluarga yang sudah lama menunggu. Setelah disholatkan, jenazah pun dibawa ke TPU Kramat RT 02, Kampung Utan, sekira pukul 19.38 WIB untuk dimakamkan
.
Dari pantauan di lokasi, banyak kerabat dan rekan kerja korban yang turut mengantar ke tempat peristirahatan korban yang terakhir. Korban meninggalkan dua orang anak, yakni Salsah Nabila (16) dan Chairul (5) yang kini tinggal bersama orangtua korban.
(Ulung Tranggana)