MAKASSAR – Debat kandidat terbuka I pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar tampak memanas pada Jumat 16 Maret 2018 malam. Kedua pasangan calon saling melempar argumen tentang cara mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Kontestasi sengit dalam pilkada tampak sudah dimulai saat jalannya debat di salah satu hotel ternama di Jalan Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tersebut.
Debat ini disiarkan secara langsung iNews TV dan MNC Group. Debat tersebut juga turut menghadirkan beberapa pakar ternama dan akademisi selaku dewan penguji, serta dipandu secara oleh moderator Iqbal Sultan.
Paslon nomor urut 1, Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu), memulai perdebatan terkait cara mengatasi dan meminimalisasi pengangguran serta kemiskinan yang ada di Makassar.
Appi mengatakan, sebagaimana problematika yang selama ini masih menjadi momok menakutkan di masyarakat, pengangguran memang harus dituntaskan dan menjadi tugas pokok bersama.
Dalam pembahasan sebelumnya, lanjut dia, pengangguran sendiri adalah persoalan serius dan bahkan menjadi masalah utama di Indonesia. Hal ini dikarenakan tidak berimbangnya tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang dibuka.
"Persoalan lapangan pekerjaan masih menjadi momok tersendiri. Ini dikarenakan tidak berimbangnya lapangan pekerjaan dan yang tercipta cenderung sedikit. Maka, ini menjadikan tugas tersendiri bagi kita bersama," paparnya.
Ia melanjutkan, tingkat poduktivitas suatu pemerintahan yang hakiki sejatinya adalah mereka yang hadir dalam mengatasi masalah-masalah semacam ini. Sehingga, pengangguran seringkali menjadi polemik yang sangat serius terhadap suatu wilayah.
"Karena jika dibiarkan, pengangguran akan menyebabkan banyak masalah, seperti kemiskinan," beber dia.
Tak mau kalah, paslon nomor urut 2 yakni Mohammad Ramdhan "Danny" Pomanto yang berpasangan dengan Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi) juga menyatakan pengangguran merupakan problem yang masih menjadi momok semacam ini.
Danny Pomanto –sapaan akrab sang petahana– menambahkan, pengangguran memang masih menjadi persoalan selama ini. Namun, hal itu harus segera didapatkan solusinya agar tingkat pengangguran dapat berkurang.
"Untuk mengurangi tingkat pengangguran, pemerintah pun harus ikut berupaya mengeluarkan berbagai kebijakan ataupun program untuk dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di wilayahnya," ucap Danny.
Jika persoalan semacam ini dibiarkan secara berlarut-larut maka akan banyak menimbulkan berbagai masalah. "Pemerintah harus menghadirkan terobosan yang baru dan menghadirkan solusi dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada," bebernya.
(Hantoro)