BACA JUGA: Militer Israel Tewaskan 16 Warga Palestina, PBB Minta Penyelidikan
Sebagaimana diberitakan, unjuk rasa tersebut digelar guna memperingati ‘Land Day’ serta mendesak agar para pengungsi Palestina diberikan hak untuk kembali ke wilayahnya yang kini dikuasai Israel. Puluhan ribu warga Palestina ikut serta dalam unjuk rasa yang dijadwalkan berlangsung selama enam pekan itu. Mereka mendirikan tenda-tenda di dekat perbatasan Jalur Gaza dengan Israel.
Sejumlah keluarga turut membawa anak-anaknya untuk menginap di tenda-tenda yang hanya berjarak beberapa meter (m) dari tembok pengamanan Israel di Jalur Gaza. Menurut otoritas Israel, jumlah pengunjuk rasa diperkirakan mencapai 30 ribu orang.
Militer Israel mengingatkan, tentaranya hanya akan melepaskan tembakan kepada pengunjuk rasa yang coba menyabotase pagar perbatasan. Namun, otoritas Palestina justru menuduh Israel sengaja menembaki para pengunjuk rasa, termasuk dengan gas air mata dan peluru karet.
Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas, menuding Israel bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi di perbatasan tersebut. Ia mendeklarasikan Sabtu (31/3/2018) sebagai hari berkabung nasional untuk memperingati para korban tewas tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)