Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Silaturahmi dengan Takmir Masjid Se-Jateng, Kepala BIN: Masjid Harus Jadi Pilar Ketahanan Umat

Amril Amarullah , Jurnalis-Sabtu, 28 April 2018 |18:03 WIB
Silaturahmi dengan Takmir Masjid Se-Jateng, Kepala BIN: Masjid Harus Jadi Pilar Ketahanan Umat
Kepala BIN Budi Gunawan saat silaturahmi dengan takmir masjid Se-Jawa Tengah. (Istimewa)
A
A
A

JAKARTA – Kepala Badan Intelijen Negara, Jenderal (Purnawirawan) Budi Gunawan silaturahmi dengan takmir masjid se-Jawa Tengah. Dalam kunjungannya itu, Budi Gunawan menilai masjid harus menjadi pilar ketahanan umat (society resilience) dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.

Ia menjelaskan, dalam perjalanan sejarahnya, masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk fisik maupun fungsi dan perannya. alhamdulillah, di mana ada komunitas muslim disitu ada masjid.

Di masa rasulullah, Budi Gunawan melanjutkan, masjid memiliki multi fungsi, selain sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat menimba ilmu (tholabul ilmi), tempat bermasyarakat, dan tempat syi’ar dakwah islam sehingga islam bisa mencapai titik kejayaan dan tersebar ke seluruh penjuru dunia.

“Kita bersyukur sekarang ini suasana dakwah dan penyebaran Islam di Tanah Air tumbuh dengan pesat. Hal ini menunjukkan kesadaran keagamaan dan pembinaan akhlaq di kalangan masyarakat telah membaik,” paparnya saat memberikan sambutan, Sabtu (28/4/2018).

Namun, saat ini muncul kekhawatiran banyak masjid disinyalir menjadi tempat pengajaran dan penyebaran paham radikalisme yang menjadi bibit-bibit munculnya terorisme, sesungguhnya kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, apalagi di alam kebebasan berbicara seperti saat ini.

Budi Gunawan menjelaskan, bahkan ceramah-ceramah agama di masjid-masjid saat ini banyak berisi materi-materi yang mengajak orang untuk “berperang” melawan orang yang berbeda keyakinan dan agama. Bahkan, menggiring para jamaah untuk melakukan kekerasan atas nama agama dan menyebutnya sebagai jihad mulia yang balasannya adalah surga, dan mati di jalan jihad ini adalah mati mulia. Banyak generasi muda yang punya semangat keagamaan tinggi, tetapi tidak cermat dan kritis memilah dan memilih sumber referensi akhirnya ikut bergabung demi imajinasi indah yang menyesatkan.

Di samping itu, kata dia, bersamaan dengan aktivitas ritual yang dapat dikembangkan di masjid, kelompok intoleran juga telah melakukan sejumlah aksi yang justru merugikan umat Islam. Banyak pengalaman menunjukkan, ia mencontohkan, kondisi di Timur Tengah yang hancur pasca gelombang Arab Springs. “Fenomena ini terjadi bermula dari khotbah intoleran dan radikal yang dikembangkan di masjid.”

(Baca Juga: Kepala BIN: Mahasiswa Harus Berani Tangkal Radikalisme)

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement