 
                
JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo resmi melantik Komjen M Iriawan sebagai Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) menggantikan Ahmad Heryawan (Aher), pada Senin, 18 Juni 2018. Namun, pelantikan tersebut banyak menuai polemik.
Salah satu polemik tersebut disoroti oleh Indonesia Police Watch (IPW). Presidium IPW, Neta S Pane menyayangkan dipilihnya mantan Kapolda Metro Jaya tersebut sebagai Pj Gubernur Jabar. Sebab, terpilihnya Iriawan alias Iwan Bule sebagai Pj Gubernur Jabar dapat berdampak buruk bagi Polri.
"Penunjukan ini lebih banyak mudaratnya bagi Polri ketimbang manfaatnya. Sebab penunjukan Iriawan akan menimbulkan empat hal negatif bagi Polri," kata Neta kepada Okezone, Senin (18/6/2018).
Dijelaskan Neta, penunjukan perwira aktif asal Polri sebagai Pj Gubernur Jabar tersebut akan menimbulkan pertanyaan dan kecemburuan bagi institusi TNI, di mana muncul dwifungsi Polri setelah dwifungsi ABRI dihapuskan.
"Kedua, penunjukan Iriawan ini akan menimbulkan kejengkelan birokrat sipil Depdagri, seolah Depdagri tidak punya pejabat yang mumpuni jadi Plt Gubernur Jabar," sambungnya.

Neta juga menyoroti dugaan aktor politik di balik pengangkatan Iriawan sebagai Pj Gubernur Jabar. Dalam hal ini, Neta menyoroti peran PDI-P yang punya dua menteri dan dekat dengan Polri.
"Jangan mentang-mentang menterinya dari PDIP dan PDIP dekat dengan Polri langsung main tunjuk Jenderal Polisi sebagai Plt Gubernur Jabar," tegasnya.
(Baca Juga : Mendagri Bantah Penunjukan Komjen Iriawan Jadi Pj Gubernur "Pesanan" Jokowi)
Kemudian, sambung Neta, dengan penunjukan ini independensi Polri diragukan. Pasalnya, pada kontestasi Pilkada Jabar terdapat Jenderal Polri yang ikut bertarung. Sehingga, patut dipertanyakan apakah penunjukan ini untuk mengamankan calon Polisi di Pilgub.
"Keempat, jika terjadi konflik di akar rumput dalam Pilgub Jabar, Polri akan dikecam publik, mengingat Kapolda dan Plt Gubernur dari Polri, tapi tetap tidak mampu melakukan pengamanan," pungkasnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)