TENUN ikat adalah salah satu warisan Indonesia kepada dunia yang tidak ternilai harganya. Usaha yang membutuhkan proses panjang dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi, membuat tenun ikat menjadi sebuah mahakarya anak bangsa yang luar biasa. Banyak elemen yang berperan serta dalam pembuatan helai demi helainya. Seiring perkembangan zaman, keberadaanya mulai dikembangkan secara massal dan tersebar di berbagai daerah seperti Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, dan lainnya.
Untuk mengenal Tenun lebih dekat sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang kini mulai diperkenalkan sebagai gaya fashion kekinian, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyelenggarakan forum Kafe BCA 8 yang mengusung tema "Tenun Ikat, Indonesian Legacy into the Spotlight".
(Foto: Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (kedua kanan) didampingi Direktur BCA Lianawaty Suwono (kedua kiri), Direktur BCA Vera Eve Lim (kiri), Founder & Fashion Designer Didiet Maulana (tengah) dan Pengamat Ekonomi Industri Kreatif A. Prasetyantoko (kanan) memaparkan pentingnya mengenal lebih dekat Tenun Ikat Indonesia di sela talkshow Kafe BCA 8 di Jakarta)
Pada kesempatan itu, bank yang baru-baru ini dinobatkan sebagai bank terbaik di Indonesia dan Asia untuk ketiga kalinya oleh Finance Asia Country Award for Achievement 2018 tersebut menggandeng IKAT Indonesia mengembangkan seragam baru korporasi BCA bermotif tenun ikat.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, Indonesia memiliki ragam kekayaan wastra nusantara, salah satunya tenun ikat yang sangat khas dan memesona. Kekayaan wastra nusantara itu dihasilkan dari karya kreatif masyarakat yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Karya kreatif tersebut seyogianya diapresiasi dan dilestarikan melalui berbagai inisiatif sesuai dengan konteks saat ini, seperti menggunakan motif tenun untuk fashion masa kini.
"Melalui inisiatif memproduksi seragam BCA bermotif tenun ikat ini, BCA ingin mendorong terciptanya kebutuhan yang sifatnya massal terhadap tenun ikat sehingga masyarakat penenun memiliki kesempatan mengembangkan dan menerima manfaat dari kebutuhan massal tersebut. Inisiatif ini diharapkan dapat menggugah pelaku ekonomi dalam negeri untuk memanfaatkan nilai dan warisan kekayaan makna dari tenun ikat tersebut untuk memperkuat identitas Indonesia," imbuh Jahja.