Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

73 Tahun Indonesia Merdeka, Kehidupan Veteran di Tangsel Masih Memprihatinkan

Hambali , Jurnalis-Jum'at, 17 Agustus 2018 |14:17 WIB
73 Tahun Indonesia Merdeka, Kehidupan Veteran di Tangsel Masih Memprihatinkan
Para veteran yang berada di Tangerang Selatan. (Foto: Hambali/Okezone)
A
A
A

TANGERANG SELATAN – Momen hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI) kembali dirayakan oleh seluruh anak bangsa pada hari ini, Jumat 17 Agustus 2018. Meskipun sudah memasuki usia 73 tahun kemerdekaan, kondisi tersebut rupanya tidak berbanding lurus dengan nasib para veteran yang kehidupannya kini terbilang memprihatinkan.

Sebagai gambaran, para veteran pejuang '45 yang ada di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sebagian besar justru harus menghadapi kerasnya cara menjalani kehidupan. Tak sedikit dari mereka yang tetap bekerja guna mencukupi kebutuhan sehari-hari meski sudah berusia renta.

Para veteran dan sesepuh pejuang bangsa tersebut tinggal tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kota Tangsel. Jumlahnya sekira 50 orang. Angka itu belum termasuk mereka yang luput dari pendataan swadaya oleh masyarakat.

Berdasarkan data yang dihimpun, veteran maupun sesepuh pejuang kebudayaan di Kota Tangsel banyak yang terpaksa mencukupi kebutuhan hidup dari bertani. Ada juga yang menjadi pengojek sepeda motor, berdagang kecil-kecilan, hingga menjadi guru silat.

Di antara veteran dan sesepuh kebudayaan yang hidup memprihatinkan itu yakni H Satibi dari Rawa Mekar Jaya (Serpong); keluarga Baba Komboy dari Parakan (Pamulang), Baba Dahlan, dan Baba Arsan dari Benda Baru (Pamulang); serta Amir Ali dari Serpong Utara.

"Yang pasti kami juga menyikapi secara concern atas kondisi veteran-veteran yang ada di Tangerang Selatan. Taraf kehidupannya minim, bisa dicek dari data yang ada. Bentuk perhatian dari pemerintah kota hanya muncul saat perayaan seremonialnya," terang Ketua Umum Badan Musyawarah Kota Tangsel Julham Firdaus ketika diwawancarai Okezone.

Ia mengatakan, saat ini kepedulian atas keberadaan veteran dan sesepuh pejuang bangsa masih jauh dari kata layak. Pengorbanan jiwa-raga yang mereka pertaruhkan saat melawan penjajah dahulu dirasa belum mendapat apresiasi berarti.

"Kalau dari (pemerintah) pusat itu sudah ada kebijakan tunjangan, namun itu pun sebenarnya terbilang minim dibandingkan jasa-jasa mereka dahulu. Sekarang banyak juga dari mereka harus banting tulang memenuhi kebutuhan hidup. Masalah ini butuh konsistensi dari Pemerintah Kota (Tangsel). Dibuat program di daerah yang bisa menopang kehidupan mereka," imbuh Julham.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement