JAKARTA - Kritikan dilyangkan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, ia menilai kembali adanya program revolusi mental dalam visi-misi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin bertentangan dengan janji kampanye pada Pilpres 2014.
Menanggapi hal itu, Anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI Nasyirul Falah Amru menyayangkan pernyataan Hidayat Nur Wahid. Menurut pria yang karib disapa Gus Falah itu, Hidayat harusnya paham program Revolusi Mental bukan program instan dan harus didukung semua pihak.
Pembukaan Asian Games 2018 (dok. Okezone)
Revolusi Mental, kata Gus Falah, berakar dari narasi cinta Tanah Air, agar bangsa Indonesia hadir sebagai bangsa pelopor, berprestasi dan memiliki budi pekerti yang baik. Turunan dari pada itu adalah mewujudkan peningkatan taraf peradaban bangsa.
"Revolusi mental adalah fondamen di dalam upaya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Revolusi mental bukan program jangka pendek lima tahunan. Program itu memerlukan jiwa dan rasa yang memahami amanat penderitaan rakyat," kata Gus Falah, di Jakarta, Kamis (27/9/2018).
Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu menjelaskan, ukuran suksesnya program Revolusi Mental bukanlah soal rasa personal. Namun, harus dilihat dari cakupan yang lebih luas.