JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak ditemukan 1.407 orang meninggal dunia di wilayah Palu, Donggala, Sigi, Parigi, Motong, Sulawesi Tengah (Sulteng) akibat gempa dan tsunami yang terjadi di kawasan Sulawesi Tengah (Sulteng), pada Jumat, 28 September 2018. Dari jumlah korban meninggal dunia itu, sebagian sudah dimakamkan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebanyak 519 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Paboya.
"Yang sudah dimakamkan 519 orang. Jadi kalau di sosmed lihat di RS Mednata korban sudah bau menyengat, itu sebenarnya dua hari yang lalu, yang kemudian sejak dua hari kemarin sudah berhasil dimakamkan 519 jenazah di TPU Paboya," papar Sutopo di Garaha BNPB, Jalan Raya Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018).

Dari jumlah tersebut, Sutopo menyebutkan, tidak ditemukan warga negara asing (WNA) yang tewas akibat gempa-tsunami Sulteng. Pihaknya juga mendapat permintaan dari pihak Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) perihal jenazah warga negara asing korban gempa-tsunami Sulteng agar jika ditemukan meninggal dunia supaya tidak dikubur.
"Kita juga mendapat informasi dari Kemenlu, dari kedutaan meminta kalau ada WNA yang ditemukan dalam kondsi meninggal jangan cepat-cepat mengubur tapi akan diidentifikasi dulu. Tapi sampai sekarang belum ada WNA yang meninggal dunia," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 SR sempat mengguncang Sulawesi Tengah pada Jumat, 28 September 2018, sore. Gempa tersebut menimbulkan tsunami atau gelombang tinggi di bagian pesisir Kabupaten Donggala, Mamuju Utara, dan Palu.
(Baca Juga : Update BNPB : 1.407 Meninggal Dunia Akibat Gempa-Tsunami Sulteng)
Berdasarkan laporan terakhir dari BNPB, sudah ada 1.407 tewas akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Jumlah korban tewas paling banyak ditemukan di Palu, yakni 1.177 orang.
(Baca Juga : 32 Korban Tewas Gempa Sulteng Berhasil Dievakuasi Basarnas)
(Erha Aprili Ramadhoni)