RIYADH – Arab Saudi menyebut pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi di konsulatnya di Istanbul, Turki sebagai sebuah kesalahan yang “besar dan parah”. Tetapi Riyadh mengatakan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman tidak mengetahui mengenai pembunuhan itu.
Pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al Jubeir adalah salah satu komentar paling terus terang yang disampaikan Riyadh sejak hilangnya Khashoggi pada awal Oktober lalu. Arab Saudi sebelumnya selalu memberi keterangan yang kontradiktif, bahkan membantah laporan Turki yang menyatakan Khashoggi telah tewas.
“Ini adalah operasi yang merupakan operasi liar. Ini adalah operasi di mana beberapa individu melakukan tindakan melebihi otoritas dan tanggung jawab yang mereka miliki, ” kata Jubeir dalam wawancara dengan Fox sebagaimana dilansir Reuters, Senin (22/10/2018).
BACA JUGA: Inggris, Jerman dan Prancis Desak Penyelidikan Terkait Hilangnya Jurnalis Jamal Khashoggi
"Mereka membuat kesalahan ketika mereka membunuh Jamal Khashoggi di konsulat dan mereka berusaha menutupi itu," lanjutnya.
Penyangkalan dan tidak adanya bukti yang mendukung alasan Arab Saudi dalam kasus Khashoggi telah membuat kepercayaan dunia internasional terhadap kerajaan kaya minyak itu terkena dampaknya.
Jerman, Inggris dan Prancis telah menuntut Riyadh untuk memberikan fakta mengenai kematian Khashoggi dan mengancam akan menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi jika kasus ini masih belum dituntaskan. Amerika Serikat (AS) yang merupakan salah satu sekutu dekat Riyadh bahkan tengah mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Arab Saudi atas kematian Khashoggi.