Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

5 Fakta Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang

Bayu Septianto , Jurnalis-Selasa, 30 Oktober 2018 |07:00 WIB
5 Fakta Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang
Evakuasi korban Lion Air (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Dunia penerbangan Indonesia kembali berduka. Pesawat milik maskapai Lion Air yang hendak terbang ke Pangkalpinang dari Jakarta hilang kontak dan ditemukan terjatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat, Senin 29 Oktober 2018 pagi kemarin.

Pesawat dengan kode penerbangan JT 610 itu terbang membawa 181 penumpang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 anak-anak dan 2 bayi dan 8 awak. Sementara untuk awak pesawat berjumlah tujuh orang.

Pencarian korban langsung dilakukan begitu titik koordinat jatuhnya pesawat ditemukan. Berikut beberapa fakta seputar jatuhnya pesawat Lion Air JT 610:

1. Hilang Kontak Setelah Mengudara 13 Menit

Pesawat Lion Air JT 610 ini berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.20 WIB. Namun, pesawat hilang kontak setelah 13 menit mengudara. Waktu tempuh seharusnya yang dibutuhkan pesawat sampai ke Pangkalpinang adalah 70 menit.

2. Sempat Lapor Akan Balik ke Bandara Soekarno-Hatta

 

Menurut Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Priandoko, pesawat Lion Air JT 610 sempat dilaporkan akan kembali ke Bandara Soekarno-Hatta. Namun, pesawat tak kunjung tiba di bandar udara yang terletak di Tangerang, Banten itu.

(Baca Juga: Duka Istri Korban Lion Air JT 610, Ditinggal Suami dalam Kondisi Hamil Anak Pertama)

Korban Lion Air tiba di RS Polri

Lembaga pelayanan navigasi penerbangan, AirNav Indonesia, sempat 'membukakan jalan' supaya JT 610 bisa balik lagi ke Soekarno-Hatta.

"Dia cuma meminta return to base. Kita lihat, oke, kita berikan prioritas untuk return to base," kata Manajer Humas AirNav Indonesia Yohanes Harry Sirait.

3. Terdengar Bunyi Ledakan

 

Saat Lion Air jatuh di perairan Tanjung Karawang, seorang nelayan mengaku mendengar ledakan keras di sekitar Perairan Tanjung Pakis. Ledakan tersebut sempat membuat para nelayan takut. Boros (50), salah satu nelayan yang mendengar ledakan tersebut pagi tadi.

"Sempat mendengar suara ledakan cukup keras disekitar pesisir pantai," kata dia.

Sejumlah nelayan juga mengaku sempat mendengar ledakan tersebut. Namun, mereka tidak tahu persis dimana lokasi sumber ledakan berasal.

(Baca Juga: Pencarian Korban Lion Air Dilanjutkan Pagi Ini, BMKG Prediksi Cuaca Cerah)

4.Pesawat Baru

 

Pesawat Lion Air JT 619 itu tergolong baru lantaran baru beroperasi sejak 15 Agustus 2018.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan pesawat tersebut jenis Boeing 737 MAX 8 dengan nomor registrasi PK-LQP. Pesawat dinyatakan laik terbang.

"Pesawat ini buatan 2018 dan baru dioperasikan oleh Lion Air sejak 15 Agustus 2018. Pesawat dinyatakan laik operasi," kata Danang dalam keterangan tertulisnya.

5. ELT Tak Pancarkan Sinyal

Sinyal dari emergency local transmitter (ELT) pesawat Lion Air JT 610 tersebut tak terdeteksi.

(Baca Juga: Warga: Sudah 2 Kali Peristiwa Hebohkan Pesisir Pantai Pakis Karawang)

Kantong jenazah korban

ELT merupakan bagian standar dari peralatan darurat pada pesawat. ELT dipasang di dalam kokpit atau bagian ekor pesawat. Alat tersebut memancarkan sinyal radio agar lokasi pesawat bisa diketahui sistem deteksi yang ada.

"Yang pasti, saat jatuh, beacon ELT pada pesawat tersebut tidak terpancar atau memancarkan sinyal destress. Sehingga jatuhnya pesawat tersebut tidak terpantau oleh Medium Earth Orbital Local User Terminal (MEO LUT) yang ada di kantor pusat Basarnas," kata Kabasarnas Marsdya M Syaugi.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement