Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PSI: "Politik Genderuwo" Tebar Ekonomi Pesimisme dan Ketakutan

Achmad Fardiansyah , Jurnalis-Jum'at, 09 November 2018 |15:25 WIB
PSI:
Presiden Jokowi (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bidang Ekonomi, Industri, dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo menilai ciri-ciri politik genderuwo adalah menebar pesimisme dan ketakutan di bidang ekonomi.

“Misalnya, saat rupiah melemah, ekonomi Indonesia disebut melemah bahkan mau runtuh dan Indonesia mau bubar. Faktanya tidak begitu. Bahkan, rupiah saat ini penguatanya teratas di Asia,” ujar Rizal kepada wartawan, Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Tak hanya itu, sambungnya, ekonomi Indonesia juga ditakuti-takuti dengan mengeksploitasi utang Indonesia. Seakan-akan utang Indonesia yang terbesar sedunia dan tak mampu untuk dibayar.

“Faktanya rasio utang kita termasuk terkecil di dunia, tidak sampai 30 persenan atas Produk Domestik Bruto (PDB), dan Indonesia merupakan negara pembayar utang paling taat,” ucap Rizal.

(Baca Juga: Jokowi Sindir Politikus Genderuwo yang Suka Menakut-nakuti Masyarakat)

Jokowi

Rizal mengatakan, modus operandi politik genderuwo di bidang ekonomi, yakni dengan melakukan markup data-data ekonomi yang ada atau dengan membuat data sendiri. Data yang bertentangan dengan data dari badan resmi.

“Selain itu, tafsirnya lebay, dilebih-lebihkan. Tujuannya agar pelaku usaha dan masyarakat menjadi takut berkegiatan. Opini-opini dibangun dengan suara keras dan masif untuk melakukan framing di benak masyarakat bahwa ekonomi akan suram ke depan,” ujarnya.

Setelah sukses menakut-nakut publik, ditawarkan ide-ide dan program-program atau resep-resep ekonomi yang tidak masuk akal. “Misalnya, menyetop impor secara total, mengobral subsidi, menutup investasi asing secara paripurna dan sebagainya,” ucap Rizal.

Partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu berharap, agar para politisi menjelang Pemilu 2019, menebar ekonomi optimisme dan membangkitkan harapan bagi rakyat.

”Angka-angka dan data-data ekonomi harus dilihat secara realistis dan juga membangkitkan optimisme. Politik bangsa yang baik itu adalah bahkan membangkitkan optimisme meski di tengah data-data ekonomi yang kurang menggembirakan. Apalagi kalau data-data ekonominya relatif bagus dibandingkan negara lain,” ucap Rizal.

Sebelumnya, ungkapan politik genduruwo disampaikan Presiden Jokowi saat bepidato pada pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah hari ini. Dalam kesempatan itu, dia menyebut saat ini banyak politikus yang pandai memengaruhi, dan tidak menggunakan etika dan sopan santun politik yang baik.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat menjadi, memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu masyarakat, benar nggak ya, benar enggak ya?" katanya.

Jokowi-Ma'ruf Amin

(Baca Juga: Jokowi: Cara Lama Seperti Isu SARA & Adu Domba Itu Politik Sontoloyo!)

Politik yang menakut-nakuti itulah yang dia sebut sebagai politik 'genderuwo'. "Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Nggak benar kan? itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti," tegas Presiden.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement