Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pimpinan KPK Analogikan Kematian Paus di Wakatobi dengan Kasus Korupsi

Arie Dwi Satrio , Jurnalis-Rabu, 21 November 2018 |07:01 WIB
Pimpinan KPK Analogikan Kematian Paus di Wakatobi dengan Kasus Korupsi
Paus mati di perairan Wakatobi. (Foto: Ist)
A
A
A

JAKA‎RTA – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengaku kesulitan memberangus korupsi di Indonesia. Apalagi, Indonesia masih masuk negara yang memiliki indeks persepsi korupsi (IPK) rendah atau bisa dikatakan masih buruk terhadap pemberantasan korupsi.

"Sampai kiamat, korupsi akan tetap ada, bahkan di negara yang indeks pesepsi korupsi/CPI 80 saja masih ada korupsi. Sedang di Indonesia, CPI kita 37, tapi itu bukan pembenaran," kata Saut ketika berbincang dengan Okezone, Rabu (21/11/2018).

Saut menjelaskan, salah satu penyebab rendahnya indeks persepsi korupsi di Indonesia karena perilaku dari masing-masing individu. Saut mengambil contoh kasus kematian ikan paus di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

"Hari Ini kita dengar ada ikan paus mati di Wakatobi. Setelah diteliti, di perutnya ditemukan sampah plastik dengan komposisi sampah gelas plastik 750 gr (115 buah), plastik keras 140 gr (19 buah), botol plastik 150 gr (4 buah), kantong plastik 260 gr (25 buah) semua beratnya yaitu 5,9 kg," papar Saut.

(Baca juga: 5,9 Kg Sampah Ditemukan di Perut Paus yang Mati di Perairan Wakatobi)

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement