Mendukung optimaliasasi pendanaan, AP II juga menyikapinya dengan penjualan obligasi. AP II telah menerbitkan obligasi senilai Rp3 triliun pada September 2018. Kebijakan ini sebagai treatment memperkaya perusahaan untuk mensiasasti pembiayaan operasional hingga Rp100 triliun pada 2020. Sebab, jumlah bandara yang dikelola AP II membengkak menjadi 19 hingga 20 bandara pada 2019.
“AP II harus menyikapi pembiayaan, apalagi tahun depan ada penambahan 4 pengelolaan bandara. Pembiayaan menjadi isu yang sangat penting. Untuk itu, menerbitkan obligasi menjadi cara untuk meringankan pembiayaan,” jelas Awaluddin lagi.
Mengembangkan pasar, AP II juga melakukan ekspansi pasar ke Filipina pada 2019. Kerjasama strategis ini untuk mengoptimalkan pengembangan bisnis organik AP II.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menerangkan, AP II banyak melakukan lompatan besar. Pengembangan konsep Smart Digital Airport pada seluruh bandara di bawah AP II menjadi sinyal positif pariwisata.
“Penerapan Smart Digital Airport di banyak bandara sangat dibutuhkan. Sebab, para penumpang ini membutuhkan kemudahan sistem karena mereka memakai konsep digital juga. Yang jelas, penerapan Smart Digital Airport akan memudahkan mobilisasi wisatawan,” tuturnya.
(Abu Sahma Pane)