MEDAN – Lembaga Survei dan Konsultan Politik Indopol menggelar survei keterpilihan (elektabilitas) untuk dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden 2019 di Sumatera Utara. Dari survei tersebut, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) unggul dengan selisih yang cukup tinggi dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi).
"Pasangan Jokowi-Ma'ruf dipilih oleh 55,99 persen responden, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi dipilih oleh 34,83 persen responden. (Sebanyak) 9,18 persen responden sisanya menyatakan belum menentukan pilihan," kata Direktur Eksekutif Indopol Ratno Sulistiyanto saat memaparkan hasil survei tersebut di Cambridge Hotel, Medan, Kamis (29/11/2018).
Ratno menyebutkan, keterpilihan pasangan Jokowi-Ma'ruf yang lebih tinggi dibandingkan Prabowo-Sandi antara lain karena positifnya penilaian publik terhadap Jokowi-Ma’ruf. Baik dari segi kemampuan, kepribadian, maupun karakteristik kepemimpinannya.
Jokowi-Ma'ruf dipandang berhasil melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur. Jokowi-Ma'ruf juga dinilai sebagai sosok yang merakyat, jujur, dan sederhana.
Kemudian Jokowi-Ma'ruf diyakini publik dapat dipercaya memimpin perubahan ke arah yang lebih baik, serta mewakili publik baik dari segi keagamaan maupun kebangsaan. Jokowi-Ma'ruf juga dijadikan sebagai capres-cawapres tumpuan harapan rakyat.

"Indikator-indikator di atas terkonfirmasi dengan tingkat kepuasan pemerintahan Jokowi saat ini relatif tinggi. Apalagi jika diakumulasikan dengan sangat puas dan puas yakni sebesar 71,56 persen," sebutnya.
Jika dilihat dari daerah keterpilihan, pasangan Jokowi-Ma'ruf menang di 18 kabupaten/kota di Sumut. Rinciannya di Asahan, Dairi, Deliserdang, Karo, Samosir, Serdang Bedagai, Simalungun, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Pematang Siantar, Langkat, Tebing Tinggi, dan 5 kabupaten di Kepulauan Nias.
Sementara Prabowo-Sandi menang di 15 kabupaten/kota, yakni di Batubara, Humbang Hasundutan, Mandailing Natal, Padang Lawas dan Padang Lawas Utara, Pakpak Barat, Tapanuli Selatan, Binjai, Medan, Padang Sidempuan, Sibolga, Tanjung Balai, dan 3 kabupaten di Labuhan Batu Raya.
"Pasangan Prabowo menang di hampir seluruh kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang didominasi masyarakat Muslim," tukasnya.
Namun kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Sumut, kata Ratno, masih belum aman. Hal itu karena tingkat keterpilihan tersebut tak jauh berbeda dengan elektabilitas Jokowi-JK di Pemilu 2014 yang sebesar 55,3 persen.
Beberapa hal yang menggambarkan ketidakamanan dukungan suara pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah kesiapan Prabowo yang sudah pernah menghadapi Jokowi di pilpres sebelumnya.
"Sehingga, Prabowo pasti lebih siap dari sebelumnya. Baik dari sisi isu, tim sukses, finansial, maupun strategi pemenangan," jelasnya.
Selain itu, faktor Sandiaga Uno karena secara elektabilitas cukup tinggi dan sangat dekat dengan elektabilitas Ma'ruf Amin.

"Pelaksanaan pilpres juga masih 5 bulan lagi dan masih banyak yang bisa dilakukan. Pasangan Prabowo-Sandi juga pastinya akan melakukan upaya-upaya yang mengubah pilihan publik. Di antaranya adalah berjanji akan melaksanakan program-program yang di masa pemerintahan Jokowi dianggap gagal. Selain itu, isu agama akan tetap menjadi pendulang suara bagi pasangan Prabowo-Sandi," jelasnya.
(Baca Juga : Tanggapi Survei Median, Kubu Jokowi-Ma'ruf Bakal Yakinkan Swing Voters)
Survei yang digelar oleh Indopol ini dilaksanakan antara 24 Oktober-15 November 2018 dengan melibatkan 1.000 responden dengan tingkah kepercayaan 95 persen dan margin error 3,2 persen.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metodologi multistage random sampling, menggunakan sumber data dari daftar pemilih tetap (DPT) Pilgub Sumatera Utara, dengan proporsi yang menyesuaikan pada variabel demografi masyarakat Sumut.
(Baca Juga : Ketua Pemuda Muhammadiyah Terpilih Tak Mau Seret Lembaganya ke Politik Praktis)
(Erha Aprili Ramadhoni)