Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kekhalifahan ISIS Runtuh Hancur Lebur: Lalu Apa?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 01 Desember 2018 |14:14 WIB
Kekhalifahan ISIS Runtuh Hancur Lebur: Lalu Apa?
Sebagian tentara Irak memamerkan bendera kelompok yang menyebut dirinya Negara Islam setelah menguasai kembali Mosul pada Juli 2017. (AFP)
A
A
A

ALIANSI yang didukung AS dari para pejuang Kurdi Suriah dan Arab makin mendekati kantong terakhir wilayah di Suriah timur yang dikuasai oleh kelompok jihad yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).

Empat tahun yang lalu, kaum militan ISIS menyerbu banyak wilayah Suriah dan tetangganya Irak, memproklamirkan pembentukan 'kekhalifahan', dengan khalifah Abu Bakar al Baghdadi, dan memaksakan pemerintahan brutal mereka pada hampir 8 juta orang.

Sekarang, mereka hanya menguasai sekitar 1% dari wilayah yang pernah mereka kuasai.

Betapa pun, militer AS memperingatkan bahwa kendati para jihadis berada "dalam pergolakan penghabisan ambisi jahat mereka", tetap saja "mereka belum sepenuhnya dikalahkan".

Antara 1.500 hingga 2.000 militan diperkirakan masih bersembunyi di daerah di sekitar kota Hajin, di Lembah Sungai Eufrat Tengah, Suriah. Di kawasan itu, menurut AS, terjadi berbagai pertempuran paling sengit selama lebih dari satu tahun.

Bagaimana ISIS kehilangan kekhalifahannya

Kampanye militer untuk mendorong ISIS keluar dari Irak dan Suriah menelan ribuan nyawa dan jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Di Suriah, pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad memerangi kelompok jihadis dengan bantuan serangan udara Rusia dan milisi yang didukung Iran. Sementara sebuah koalisi multinasional pimpinan AS mendukung aliansi Demokrat Suriah (SDF) yang didominasi suku Kurdi dan beberapa faksi pemberontak.

Wilayah kekuasaan ISIS menciut. BBC/Sumber : Conflict Monitor oleh IHS Markit.

Di Irak, pasukan keamanan didukung oleh koalisi pimpinan AS dan pasukan paramiliter yang didominasi oleh Mobilisasi Rakyat, sebuah kelompok milisi dukungan Iran.

Koalisi pimpinan AS, yang mencakup pasukan Australia, Bahrain, Prancis, Yordania, Belanda, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Inggris mulai meluncurkan serangan udara terhadap posisi-posisi ISIS di Irak pada Agustus 2014. Koalisi serangan udara terhadap ISIS di Suriah dimulai sebulan kemudian.

Sejak saat itu pesawat-pesawat yang dikerahkan sebagai bagian dari Operation Inherent Resolve telah melakukan lebih dari 13.400 serangan udara di Irak dan lebih dari 16.100 di Suriah.

BBC/Sumber : US Central Command

Rusia bukan bagian dari koalisi, tetapi jet-jet tempur mereka mulai melancarkan serangan udara terhadap apa yang disebut 'teroris' di Suriah pada September 2015 untuk membantu pemerintahan Presiden Assad.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada Agustus 2018, pasukannya telah melancarkan 39.000 serangan udara di Suriah sejak 2015, menghancurkan 121.000 'sasaran teroris' dan menewaskan lebih dari 5.200 anggota ISIS.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement