Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keliling Kota Naik Odong-Odong, Awasi Anak Agar Tak Diputarkan Lagu Vulgar

Anggun Tifani , Jurnalis-Sabtu, 15 Desember 2018 |12:03 WIB
Keliling Kota Naik Odong-Odong, Awasi Anak Agar Tak Diputarkan Lagu Vulgar
Foto: Anggun Tifani/Okezone
A
A
A

TANGERANG - Menyusuri keramaian kota di sore hari dengan menggunakan odong-odong, bisa menjadi opsi hiburan merakyat untuk keluarga. Tak hanya sekadar berkeliling kota, kita juga dapat santai mendengarkan alunan musik.

Kaum ibu dan anak adalah masyarakat yang biasa naik odong-odong. Untuk melepas penat sang anak, biasanya ibu akan mengajak si kecil naik odong-odong. Saat Okezone berkesempatan ikut berkeliling naik odong-odong, terdengar suara gendang khas dangdut di angkutan wisata tersebut.

Lewat LCD yang ada di odong-odong, sejumlah anak tampak 'anteng' melihat biduan yang bernyanyi 'Kawin Lagi' pada video musik yang sedang diputar. Pada video itu, terlihat biduan, yang sedang bernyanyi sambil disawer sejumlah uang. Biduan tersebut pun, tampak lincah menari menghibur penonton dengan mengenakan pakaian mini dress merah muda, yang panjangnya tak sampai ke lutut.

Salah satu penumpang, Umariah (45) mengaku tak keberatan dengan lagu dan video yang diputar, meskipun penampilan sang biduan pada video itu terlihat tak layak ditonton anak-anak.

"Iya ini lagu dangdut-nya buat yang ibu-ibu. Gak apa lah (biduannya berpakaian seronok) udah biasa lihat yang begitu juga di rumah mah," ujar Umariah sambil disambut tawa ibu-ibu yang lainnya.

Sang sopir, Risan (70) mengatakan permintaan lagu yang diputar tersebut memang diminta oleh para ibu-ibu yang memang sudah berlangganan padanya. "Iya abis ini ibu-ibunya pada suka lagu dangdut," kata Risan.

Risan biasanya mengemudikan odong-odong miliknya dari daerah tempat tinggalnya, di Kampung Darussalam,Batusari, Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang. Odong-odongnya akan berkeliling, melintas ke berbagai taman yang berada di sekitar Kecamatan Tangerang, hingga kembali ke Batusari.

Tarif yang dibandrol untuk sepanjang perjalanan tersebut, sebesar Rp10.000 untuk dewasa dan Rp5000 untuk anak-anak. Dalam sekali perjalanan dia mengatakan, penghasilannya per hari berkisar Rp80.000 hingga paling banyak Rp150.000. Sementara, kapasitas penumpang yang bisa dibawa odong-odongnya sekitar 40 penumpang. Risan biasa 'narik' odong-odong miliknya, mulai dari pukul 4 sampai pukul 5 sore.

Pria yang dikaruniai 17 anak ini mengatakan, pemutaran lagu pada odong-odongnya disesuaikan dengan penumpang yang dibawanya.

"Kalau kita ada sewa dari anak-anak TK, kita setel lagu anak-anak kok. Kan ini juga kita biasa nyewain buat nganter anak-anak berenang gitu misalnya. Nah itu kita setelin lagu anak-anak," jelasnya.

Meski begitu, tak jarang juga Risan mendapatkan komplain dari penumpangnya, sebab dirinya kerap memutarkan lagu dangdut. "Kadang ada yang komplain minta dimatiin aja TV-nya. Ya kita ngikutin aja lah," ucapnya.

Mendapati kondisi seperti itu, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak P2TP2A, Irna Rudiana meminta, orang tua agar lebih memperhatikan anaknya agar tidak terkontaminasi pornografi pada video yang ditayangkan di odong-odong tersebut.

"Harusnya kita sebagai orang tua, orang yang lebih tahu langsung menegurnya saja. Itu kan termasuk pornografi, kalau memang di videoklip itu pada berpakaian yang nggak pantas dilihat anak. Bahaya itu buat mereka," respon Irna saat dihubungi Okezone.

Irna menjelaskan, hal yang ditampilkan pada video tersebut dapat mempengaruhi psikologis anak. "Usia anak sampai umur 5 tahun kan pandai meniru, mereka peniru yang baik. Apa yang dilakukan orang dewasa pada video itu, kita harus jauhi dari anak-anak," terangnya.

Menurutnya, penampilan orang sedang menyawer sejumlah uang kepada biduan yang sedang bernyanyi dengan pakaian yang kurang pantas, dapat membawa dampak negatif ke memori anak.

"Ingatan seperti itu akan terbawa biasanya sampai mereka dewasa. Sangat tidak baik jika mereka dijejali sesuatu yang negatif begitu. Dikhawatirkan mereka mengganggap itu sesuatu yang baik dan layak," jelas Irna.

Jika masyarakat menemukan kondisi seperti itu, pada sebuah odong-odong Irna berharap masyarakat mau langsung menegur kepada supir. Selain itu, jika hal seperti itu masih terus terjadi pada odong-odong, dia menyampaikan agar masyarakat mau menginformasikan hal itu ke pihaknya.

"Ditegur aja sopirnya dengan baik dan sopan. Kita juga harus saling mengedukasi mereka, kita jelaskan kalau video begitu nggak pantas buat anak-anak. Kalau masih susah juga, masyarakat bisa kita minta partispasi aktifnya, kita punya program Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat (PABM) di tiap kelurahan, itu bisa dilaporkan ke kita, nanti kita bantu. Akan saya hubungi juga ini relawan kita yang di Batuceper," tegas Irna.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement