Strategi Ketahanan Pangan
Budidaya lebah madu yang digiatkan kaum perempuan di Desa Pal VIII, merupakan salah satu langkah strategi dalam ketahanan pangan. Di mana, sarang atau kotak lebah madu yang diletakkan di areal perkebunan milik warga dapat meningkatkan produktivitas hasil perkebunan.
Mulai dari perkebunan kopi, durian, kakao serta tanaman lainnya. Terlebih, sarang lebah yang telah didiami ''ratu lebah'' beserta gerombolannya untuk menghasilkan madu murni.
"Satu kotak atau sarang bisa menghasilkan delapan botol madu, ukuran 1/2 liter. Kalau sudah produktif tiga bulan sekali panen," kata ketua Kelompok Lebah Madu, Desa Pal VIII, Sumbonot, ketika ditemui Okezone, belum lama ini.
Budidaya lebah madu di Desa Pal VIII mulai digeluti masyarakat. Di mana di desa ini sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi Bengkulu, sebanyak 25 kotak beserta perlengkapan lain dalam kebutuhan budidaya lebah madu. Hal ini disampaikan, Kepala desa (Kades) Pal VII, Prisnawati, kepada okezone, belum lama ini.
Prisnawati menyampaikan, bantuan yang diperoleh sebanyak 25 kotak. Dari jumlah itu 3 diantaranya di kelola kaum perempuan, KPPL Maju bersama. Sementara, lainnya di kelola kaum pria warga desa setempat.
Dalam budidaya lebah tersebut, sampai Prisnawati, kaum ibu-ibu mencari ''Ratu Lebah'' di hutan. Di mana setiap kotak membutuhkan satu ratu lebah. Setelah ratu lebah berhasil dipindahkan ke kotak atau sarang di areal perkebunan, terang Prisnawati, lebah masih membutuhkan penyesuaian terlebih dahulu dengan lingkungan sekitar atau di areal kotak tersebut.
Dari 25 kotak lebah madu yang tersebar di areal perkebunan warga, 15 kotak lebah madu sudah terisi lebah. Di mana, 12 di kelola kaum pria dan 3 kotak di kelola kaum perempuan.
"Butuh penyesuaian dalam beberapa bulan. Bahkan ada yang tidak betah sehingga ratu dan gelobolannya minggat," sampai Prisnawati, kepada Okezone.
Saat ini, terang Prisnawati, masyarakat setempat sudah melihat adanya potensi ekonomis atas budidaya lebah madu. Sebab, dengan budidaya lebah madu setidaknya dapat meningkatkan perekonomian warga. Terlebih dalam peningkatan produktivitas hasil perkebunan.
"Madu itu setengah liter bisa di jual Rp100 ribu," pungkas Prisnawati.
(Khafid Mardiyansyah)