Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Balada Kampung Wayang Melawan Hilang

Bramantyo , Jurnalis-Sabtu, 24 November 2018 |07:07 WIB
Balada Kampung Wayang Melawan Hilang
Pendi, salah satu pengrajin wayang di Klaten, Jawa Tengah (Foto: Bramantyo/Okezone)
A
A
A

KLATEN - Suasana sepi begitu terasa saat memasuki Desa Sidowarno, Klaten, Jawa Tengah. Tak ada satupun warga yang melintas. Hanya bermodalkan petunjuk jalan yang terpasang rapi di pinggir jalan desa, akhirnya sampailah ke Dukuh yang dituju yaitu Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sama seperti di jalan masuk desa, di gapura Dukuh Butuh ini pun terpasang bagan dusun. Dimana di bagan yang terpasang itu, begitu jelas zona-zona home industri. Ada zona home industri membuat mannequin dan zona home industri pembuatan wayang kulit. Setelah memahami pembagian zona home industri di dukuh Butuh, akhirnya sampailah ke pemukiman penduduk.

Meski suasana sepi, namun di teras rumah terlihat warga tengah sibuk dengan aktivitasnya. "Siang ibu maaf mengganggu. Lagi buat hiasan wayang kulit ya bu," tanya Okezone pada seorang perempuan yang terlihat sibuk.

Saat hendak menjawab, tiba-tiba anak yang sedang digendong oleh perempuan bernama Sulastri itu pun menangis. "Bentar ya mas, saya tak gletake (menidurkan) anak saya dulu," ujar Sulastri yang beranjak masuk ke dalam rumah. Selang tak lama kemudian, Sulastri pun keluar.

"Bukan mas, saya bukan lagi buat wayang. Saya lagi buat Mannequin," jawabnya.

"Ooo, saya kira lagi buat wayang bu. Kalau yang di sana, apakah buat wayang bu," tanya Okezone sambil menunjuk dua orang laki-laki yang tengah sibuh di teras rumahnya.

"Bukan, itu juga lagi buat Mannequin. Masnya mau ketempat pembuatan wayang. Biar diantarkan sama suami saya," ujar Sulastri sambil berteriak memanggil suaminnya yang tengah ada di belakang rumah.

"Iki mase tolong anterke ketempate mas Pendi (Ini masnya tolong diantarkan ketempatnya mas Pendi)," ujar Sulastri pada suaminnya.

Setelah menyampaikan apa tujuan Okezone ke Dusun Butuh, akhirnya Okezone pun diantarkan ke rumah Pendi yang ternyata Ketua Karang Taruna Dukuh Butuh yang juga pengerajin wayang.

Saat Okezone tiba di rumah Pendi, ia terlihat tengah serius menggambar sebuat sketsa diatas sebuah kertas. "Perkenalkan saya Pendi, lengkapnya Pendi Istakanudin. Ya beginilah kesibukan saya sehari-hari mas," ujar Pendi mengawali pembicaraan dengan Okezone belum lama ini.

Menurut Pendi, di dusunnya ini ada sekitar 70 pengrajin wayang kulit. Sisanya ada yang membuat Mannequin. Diakui oleh Pendi, pembuatan wayang kulit di Dusun Butuh ini pun terancam tidak berkembang. Dari tahun ketahun, jumlah pengrajin pembuatan wayang kulit pun tidak bertambah tidak juga berkurang.

Pembicaraan sempat terhenti saat keponakan Pendi yang masih kecil menjatuhkan mangkok makanan. "Piye toh le, iki om lagi ono tamu, mbok sing sopan yen ono tamu (Gimana toh nak, ini om lagi ada tamu, tolong yang sopan kalau ada tamu)," ucap Pendi sambil mengambil sapu untuk membersihkan makanan keponakannya yang tumpah.

"Maaf loh mas, keponakan saya ini bandelnya minta ampun," ujar Pendi pada Okezone.

"Tidak apa-apa mas, namannya juga anak kecil," jawab Okezone.

Setelah selesai menyapu makanan keponakannya yang jatuh, Pendi kembali melanjutkan pembicaraannya. Menurut Pendi, tak bertambahnya pengrajin pembuatan wayang di desannya ini disebabkan banyak orang tua yang tak mau anaknya menjadi pengrajin wayang kulit.

Mereka lebih senang anaknya bekerja di pabrik-pabrik yang banyak berdiri di dekat dusunnya atau merantau bekerja di Jakarta. Awalnya, Pendi pun sama dengan pemuda dusunnya. Dirinya juga tidak tertarik dengan usaha pembuatan wayang kulit yang saat itu ditekuni ayahnya. Saat masih kuliah, Pendi bukannya mencari tambahan uang jajan dengan menjadi pengrajin wayang kulit. Tapi Pendi lebih memilih bekerja di pabrik.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement