Dedi menjelaskan, tas pertama kali ditemukan di rumah Agus, lalu aparat langsung menurunkan tas tersebut. Paralon yang ada di dalam tas tersebut yang berisi kabel, baterai dan semen putih kemudian digergaji petugas untuk mengetahui kandungan senyawa.
"Ada banyak sidik jari di situ," ucap Dedi.
Namun, Tim Inafis Polri masih berupaya melakukan identifikasi lebih teliti dan menggunakan teknologi khusus mengidentifikasi tiap sidik jari, baik di molotov maupun di bom palsu tersebut. "Itu butuh kesabaran dan proses yang harus detail, tidak bisa buru-buru," tutur Dedi.
(Baca Juga: Mendagri Imbau Masyarakat Aktif Beri Info untuk Bantu Pengusutan Teror Pimpinan KPK)
(Arief Setyadi )