"Pertikaian tersebut terjadi pada akhir Desember 2018 dan mengakibatkan beberapa desa di sekitarnya dibakar, sehingga menyebabkan warga meninggalkan desa untuk mencari perlindungan. Akibat pertikaian tersebut, menelan korban tiga warga meninggal dan lima warga mengalami luka-luka. Salah satu desa yang habis dibakar oleh Suku Twa adalah Desa Kambu," ujarnya.

Menindaklanjuti hal tersebut, selaku Dansatgas, Kolonel Inf Dwi Sasongko memerintahkan pasukannya melaksanakan patroli jarak jauh dengan menggunakan kendaraan Komodo. Dalam pergerakan tersebut turut serta anggota staf dari UN Civil Affair di antaranya adalah dua orang Comunity Liaison Assistant (CLA), dua orang United Nation Committe of Development Policy (UNCDP), dan tiga orang dari International NGO Safety Organization (INSO).
"Satgas TNI yang dipimpin Kapten Inf Agung Sedayu berhasil mempertemukan kedua pemimpin suku yang bertikai, yaitu Ketua Suku Bantu yang diwakili oleh Katuta Wa Katuta (Chief of Fatuma Village), Muyemba Funkwe (Chief of Kambu Village) dan Ketua Suku Twa diwakili oleh Jenderal Kamuti," urai lulusan Akmil tahun 1998 ini.
"Dari mediasi tersebut dicapai kesepakatan damai antara kedua belah pihak dan tidak saling menyerang," ucapnya.