Protes di luar kedutaan AS di Teheran di tahun 1979: Mahasiswa revolusioner menyandera lusinan staf kedutaan AS, sementara ribuan demonstran anti-AS mengepung kompleks kedutaan tersebut.
"Saat ini normal-normal saja melihat berbagai jenis kelompok di Iran yang begitu benci terhadap Amerika," kata Prof Afshar.
Baca juga: Lakukan Kejahatan Ekonomi "Sultan Koin Emas" dan Asistennya Dieksekusi di Iran
"Amerika dan Inggris memiliki sejarah panjang di Iran dalam upaya mereka mempengaruhi dan mengambil alih minyak di Iran, sehingga ketidakpercayaan AS dan Inggris yang begitu mengakar kembali muncul ke permukaan."
Pasangan keluarga salat Jumat di tahun 1980: "Salat Jum'at adalah momen bagi orang-orang yang beriman atau pendukung otoritas Islam yang tidak ingin dicap sebagai pembangkang untuk keluar rumah dan berkumpul bersama — ini adalah momen solidaritas," kata Prof Afshar.
"Tetapi mereka lebih banyak didominasi kaum pria. Perempuan tidak akan diizinkan masuk ke ruangan yang sama dengan para pria — mereka akan duduk di tempat yang terpisah untuk berdoa, jauh dari laki-laki."
Belanja gaun pernikahan di Teheran di tahun 1986: "Gaun-gaun pengantin yang dipajang semuanya berbau barat — perempuan Iran pada dasarnya akan mengenakan apa yang mereka inginkan selama itu dilakukan di balik pintu yang tertutup," jelas Prof Afshar.
Baca juga: Iran Klaim Telah Tewaskan Dalang Serangan Parade Miiliter yang Tewaskan 25 Orang
"Pernikahan dan pesta seharusnya terpisah (perempuan dan pria), jadi tidak masalah apa yang kamu kenakan jika hanya ada tamu perempuan. Tapi ada pesta yang campur pria-perempuan yang masih berlangsung — beberapa orang menyewa penjaga untuk mengawasi pintu, yang lain membayar polisi setempat agar menutup mata."
Berjalan di tempat umum di Teheran di tahun 2005: Tidak semua perempuan di Iran memilih mengenakan cadar hitam, jubah yang menutupi tubuh dari kepala hingga kaki dan hanya membiarkan wajah terbuka. Beberapa lebih suka memakai jilbab dan mantel yang longgar.

"Pertanyaan sebenarnya adalah seberapa jauh Anda mengembalikan syal Anda ke posisi awalnya? Perempuan memiliki tindakan perlawanan kecil-kecilan dan sering berusaha sejauh mungkin untuk mengembalikan posisi syalnya kembali," kata Prof Afshar.
Pantai Laut Kaspia di tahun 2005: Perempuan Iran dilarang mandi di depan umum dengan mengenakan pakaian renang.
"Pria dan perempuan tidak seharusnya berenang bersama — tetapi mereka menemukan jalan keluar dengan menyewa perahu untuk membawa mereka jauh ke laut, di mana mereka bisa berenang berdampingan," kata Prof Afshar.
Unjuk rasa pro-jilbab di Teheran di tahun 2006: Lebih dari 25 tahun setelah revolusi, para perempuan yang mendukung kelompok garis keras menggelar aksi unjuk rasa memprotes apa yang mereka lihat sebagai kegagalan pihak berwenang dalam menegakkan hukum jilbab wajib.
Di sini, para perempuan menggenakan cadar hitam, terkecuali gadis kecil itu.
Menonton sepak bola dari pusat perbelanjaan Teheran di tahun 2008: Meskipun perempuan tidak pernah secara resmi dilarang menonton laga sepak bola pria di Iran, mereka acap ditolak masuk ke stadion dan beberapa dari mereka yang mencoba melanggarnya, sempat ditahan. Sebelum revolusi, kaum perempuan tidak dilarang menghadiri acara-acara olahraga.
(Fakhri Rezy)