Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jokowi: PKH Bukan untuk Beli Rokok, Tapi Buat Masa Depan Anak!

Taufik Budi , Jurnalis-Senin, 25 Februari 2019 |16:58 WIB
Jokowi: PKH Bukan untuk Beli Rokok, Tapi Buat Masa Depan Anak!
Presiden Jokowi di Cilacap (Foto: Taufik/iNews)
A
A
A

CILACAP – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tak berlaku boros. Di antaranya dilarang untuk membeli rokok.

"Kalau suami minta untuk beli rokok jangan boleh, bilang suruh nyari uang sendiri karena PKH untuk masa depan anak dan tambahan modal usaha. Jangan cepet-cepet dihabisin, tolong dipakai untuk hal yang sangat penting khususnya untuk perbaikan gizi dan keperluan anak sekolah," kata Jokowi, di Cilacap, Senin (25/2/2019).

Jokowi mengatakan, pada April 2019 nanti akan kembali dicairkan bantuan PKH dan BPNT tahap kedua. Dia berpesan agar masyarakat memperhitungkan betul penggunaannya. Pemerintah selama 2018 menyalurkan Rp19,2 triliun untuk keperluan bantuan sosial tersebut. Sementara, tahun ini jumlahnya naik menjadi Rp34,4 triliun.

"Jangan tergesa-gesa. Harus ada perencanaan yang matang sejak lama. Kalau sekarang sudah tahu bahwa April mau cair, ayo mulai sekarang diperhitungkan. Tahun depan akan kita hitung lagi, kalau ada ruang anggaran untuk menambah, APBN cukup maka pasti akan kami tambah," ujarnya disambut tepuk tangan ribuan masyarakat.

(Baca Juga: Jokowi Pastikan Bantuan PKH Tahap II Cair April 2019)

Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan, pihaknya telah menyalurkan bantuan sosial PKH dan BPNT tahap satu tahun 2019 di Jawa Tengah sebesar Rp2 triliun. Rinciannya, untuk bantuan PKH sebesar Rp1,74 triliun dan BPNT sebesar Rp284 miliar.

"Sementara bantuan sosial di Kabupaten Cilacap tahap pertama ini sebesar Rp108,2 miliar, dengan rincian bantuan PKH Rp92,6 miliar dan sisanya bantuan BPNT sebesar Rp15,6 miliar," ucapnya.

Agus menerangkan, bantuan-bantuan sosial yang diberikan pemerintah menurut evaluasi Bank Dunia tahun 2018 terbukti berkontribusi positif sebesar 10 persen pada peningkatan kualitas dan kuantitas konsumsi masyarakat Indonesia.

"Selain itu, PKH juga berkontribusi pada 65 persen pengurangan stunting berat serta peningkatan partisipasi anak sekolah sebanyak 95 persen. Selain itu, PKH juga berkontribusi pada peningkatan kemandirian masyarakat yang akan terus kami tingkatkan," kata Agus.‎

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement