JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menyebut bahwa fitnah berupa kondom bergambar Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin diciptakan oleh orang stres.
Hendrawan mengungkapkan, penyebaran fitnah itu juga dilatarbelakangi oleh rasa dendam dan iri terhadap lawan-lawan politiknya yang saat ini, terus berada di atas angin.
"Banyak karya yang lahir saat orang sedang stres, memendam kebencian dan iri hati," kata Hendrawan kepada Okezone, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Baca Juga: Rizal Ramli: Siapa Capres yang Berani Revisi UU ITE? Ini Jawabannya
Dengan dipenuhi perasaan dendam, Hendrawan menjelaskan, terkadang sebagian orang mencoba melakukan serangan dengan menghalalkan segala cara. Meskipun, harus menentang nilai dan norma yang berlaku di Indonesia.
"Mereka melahirkan karya yang destruktif, mendangkalkan akal sehat dan kesantunan kultural," tutur Hendrawan.
Hendrawan mengakui, dewasa ini masih banyak orang-orang yang tidak dewasa dalam berpolitik. Oleh sebab itu, dia berharap seluruh pihak bisa mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang ada.
"Membangun kesadaran persaudaraan dan pencerahan adalah tugas berat dan panjang. Kita tidak boleh menyerah kepada para benalu peradaban," ujar Hendrawan.
Baca Juga: TKN: Daya Beli Terjaga, Masyarakat Jabar Pilih Jokowi-Ma'ruf Amin
Menurutnya, dalam hal ini, polisi harus turun tangan untuk membantu dan memberikan edukasi terhadap masyarakat akan bahaya hoaks. Lantaran, hal tersebut bisa menciptakan disintegrasi sosial.
"Turun tangan (Polisi) harus dalam artian positif, edukatif-persuasif," tutup Hendrawan.
(Edi Hidayat)