Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tingkatkan Peforma Fasilitas Sisi Udara, Pengelola Bandara Juanda Gelar FGD

Risna Nur Rahayu , Jurnalis-Kamis, 21 Maret 2019 |16:42 WIB
Tingkatkan Peforma Fasilitas Sisi Udara, Pengelola Bandara Juanda Gelar FGD
Foto: Angkasa Pura
A
A
A

SIDOARJO – Berbagai permasalahan tentang infrasruktur khususnya pada bandara tentu menjadi perhatian publik. Terlebih bila kerusakan infrastruktur berdampak pada operasional penerbangan. Salah satu permasalahan infrastruktur yang sering terjadi pada bandara yaitu kerusakan fasilitas yang berada pada sisi udara.

Bandar Udara Internasional Juanda merupakan salah satu bandara yang pernah mengalami permasalahan infrakstruktur pada fasilitas sisi udara. Maka dari itu, Bandar Udara Internasional Juanda mengadakan Focus Group Discussion beberapa waktu lalu. Dalam acara itu hadir perwakilan Subdirektorat Prasarana Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Otoritas Bandar Udara Wilayah III, Perum LPPNPI Cabang Surabaya, Tim Panel Ahli Gugus Tugas PT Angkasa Pura I (Persero) dan Para Ahli Hidrologi, Geoteknik serta Pavement dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh November.

“Mudah-mudah dari Focus Group Discussion ini kita mendapatkan masukan dan rekomendasi atas permasalahan infrastruktur air side di Bandar Udara Internasional Juanda. Kami dulu pernah meminta untuk menutup pada malam hari selama 7 jam untuk overlay, pihak maskapai karena beberapa penerbangan ke luar negeri ada pada jam tersebut. Inilah yang dihadapi Surabaya kalau sudah hujan pada Desember Januari, pasti permukaan air tanah menjadi tinggi," ujar Lukman.

Heru menambahkan, saat ini Bandar Udara Internasional Juanda melayani 400 pergerakan per hari dengan jam operasional 24 jam. “Runway selesai dibangun tahun 1964, berarti saat ini umurnya 55 tahun. Runway dibangun di atas tanah lunak yang memang didesain untuk pesawat perang atau tempur TNI AL. Sedangkan pada saat ini, runway dipergunakan hingga jenis pesawat wide body Boeing 747-400 dan Boeing 777- 300ER,” tambahnya.

FGD ini mulai dari pemaparan fasilitas sisi udara Bandar Udara Internasional Juanda. Persoalan yang ada yaitu lendutan di area threshold runway 10, rutting dan depression pada area holding taxiway NP2-NP, kerusakan terus menerus pada lapis permukaan area holding taxiway S1, muka air tanah yang tinggi beresiko terhadap infiltrasi air ke dalam struktur perkerasan dan merusak pada struktur, serta adanya permasalahan tambahan pada saat musim hujan, yaitu muka air tanah sangat tinggi yang sulit dikeluarkan dari area bandara. Adanya deviasi debit sungai yang tinggi pada kali Semampir dan Kali Turen, serta tingginya muka air laut pasang. Kemudian para peserta FGD melaksanakan site visit untuk melihat secara langsung kondisi infrastruktur sisi udara Bandar Udara Internasional Juanda.

Setelah melaksanakan site visit, kemudian dilanjutkan dengan forum diskusi yang terbagi pada dua termin yaitu termin pertama membahas Geoteknik dan pada termin kedua Hidrologi oleh Para Ahli Hidrologi, Geoteknik serta Pavement dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh November.

Kegiatan FGD dengan tema Solusi Alternatif Peningkatan Performa Infrastruktur Airside Bandar Udara Internasional Juanda hari ini telah mendapatkan banyak rekomendasi dan masukan para pakar ahli Hidrologi, Geoteknik serta Pavement dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember terhadap kondisi permasalahan airside. Diantaranya Bandar Udara Internasional Juanda terbebani frekuensi penerbangan yang tinggi, berkembanganya bandara ini dari landasan untuk keperluan militer menjadi bandara sipil, muka air tanah yang tinggi maka lapis bawah menjadi gagal fungsi.

Lukman menyimpulkan bahwa kondisi runway dan taxiway saat ini harus dilakukan upaya perbaikan agar dapat terus dimanfaatkan fungsinya untuk melayani penerbangan. “Dari pembahasan tadi yang kita dengar maka jangka pendek yang dapat dilakukan adalah perbaikan dan perkuatan permukaan runway. Selanjutnya akan direview kembali terkait dengan konstruksi runway sehingga kita juga mendapatkan hasil yang dapat digunakan untuk perbaikan kedepan. Tentu juga menjadi perhatian kita terkait material yang tahan terhadap suhu dan gradasi batuan yang memenuhi persyaratan spesifikasi bandara,” simpulnya.

Selanjutnya Bandar Udara Internasional Juanda akan melakukan pemantauan muka air tanah guna perencanaan pengelolaan air tanah dan kawasan agar tidak semakin merusak infrastruktur airside. Kemudian akan dilakukan juga pembuatan subdraine untuk menurunkan muka air tanah serta akan dilakukan impove drainase. Sedangkan untuk solusi jangka panjang adalah pemindahan atau pembuatan runway baru untuk Bandar Udara Internasional Juanda.

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement