
"Waktu kita masih miskin, Bung Karno buat angkatan perang terkuat di Asia Tenggara, bukan gagah-gagahan, tapi karena kemerdekaan adalah segalanya. Pelabuhan, bandara bukan urusan dagang semata, ini keamanan nasional. Kita tentara diperintahkan untuk mati merebut lapangan udara, kok gampang kita kasi, mau perusahaan swasta atau asing. kami tak terima itu dikelola asing," kata dia.
Menanggapi masalah Freeport, Prabowo mengatakan memang sesuai kontrak memang sudah sepantasnya didapat Indonesia. Bahkan dia menyebut angka 51 persen tersebut 'hanya etok-etok'. Pasalnya secara saham, Freeport masih menguasai 81 persen keuntungan.
Dalam tanggapannya lagi, Jokowi kembali mengulang bahwa yang bisa dikelola asing adalah bandara dan pelabuhan komersil, bukan yang berhubungan dengan pertahanan negara.
(Qur'anul Hidayat)