Jangchu Pelden mengatakan meski AAT mengatakan anaknya akan menjadi beban negara dari sisi perawatan kesehatan, Kinley tidak pernah sekalipun mendatangi dokter di Australia selain untuk melakukan pengecekan pendengaran tahunan.
Meski hanya Kinley satu-satunya yang tidak memenuhi persyaratan visa, menurut aturan imigrasi di Australia, seluruh keluarga akan dideportasi.
"Australia sudah menjadi rumah bagi kami. Australia adalah rumah kami," katanya.
"Kami sudah tinggal di sini selama tujuh tahun, dan saya tidak bisa membayangkan kembali ke sana [Bhutan], karena kami begitu senang tinggal di sini." kata Jingchuk.
"Jika kembali, kami harus memulai lagi semuanya dari awal."
Kakak Kinley yang berusia 17 tahun, Tenzin Jungney adalah murid Kelas 11 Sekolah Menengah Queanbeyan dan berharap masuk Australian National University (ANU) untuk jurusan hukum internasional dan mungkin menjadi dokter atau belajar studi internasional.
"Ini sangat menakutkan." kata Jungney.