JAKARTA - Indikator Politik Indonesia menggelar survei tentang dinamika elektoral jelang Pemilu 2019. Hasilnya, elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Unggul mengungguli pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan selisih 18 persen.
"Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf itu 55,4 persen, Pak Prabowo 37,4 persen, yang belum menentukan pilihan atau undecided voters itu 7,2 persen. Selisih kurang lebih sekitar 18 persen," ungkap Direktur Ekselutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi di kantornya, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2019).
Baca juga: Keluarga Besar Prabowo Dukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019
Burhanuddin mengatakan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mengalami tren kenaikan meskipun agak landai. Sedangkan Prabowo-Sandi tren elektabilitasnya mengalami kenaikan cukup tinggi meskipun belum mampu menyalip Jokowi-Ma'ruf. Sementara itu tren undecided voters semakin rendah menjelang hari pencoblosan.

"Sejak Oktober lalu, basis dukungan masing-masing paslon cenderung menguat. Kelompok undecided semakin rendah. Dukungan paslon 01 lebih landai tren peningkatannya," jelas dia.
Baca juga: Head to Head Jokowi-Ma'ruf Vs Prabowo-Sandi di 6 Survei Terakhir
Responden yang sangat besar kemungkinannya mengubah pilihannya di Pilpres sebesar 3 persen. Sedangkan pemilih yang cukup besar kemungkinan mengubah pilihannya sebesar 13 persen. Sementara itu, pemilih yang kecil kemungkinan merubah pilihannya 48 persen, dan sangat kecil kemungkinannya 34 persen. Sedangkan yang tidak menjawab 2 persen.
"Di antara pendukung paslon, total ada sekitar 82 persen yang kecil kemungkinannya untuk berubah. Selebihnya masih besar kemungkinannya untuk berubah yakni sekitar 16 persen. Pemilih yang masih besar peluangnya mengubah pilihan inilah yang disebut swing voters," terang Burhanuddin.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 22 sampai 29 Maret 2019. Populasi dalam survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang berumur 17 tahun atau lebih.
Baca juga: Pembangunan Indonesia Timur Tegaskan Jokowi Sebagai Pemimpin yang Kerja Nyata Bukan Retorika
Populasi itu dipilih secara multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.220 sebagai sampel basis. Margin of error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden asli sebesar 88,1 persen dan responden pengganti 11,9 persen.
(Fakhri Rezy)