Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gerilya di Bogor, Kubu Jokowi Menangkis Beragam Serangan Hoaks

Achmad Fardiansyah , Jurnalis-Kamis, 11 April 2019 |20:05 WIB
Gerilya di Bogor, Kubu Jokowi Menangkis Beragam Serangan Hoaks
Relawan Jokowi menggelar workshop dan pelatihan kepada relawan (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Relawan Indonesia Jokowi (Reliji) terus bergerak mengkampanyekan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin di sisa masa kampanye. Mereka mengonsolidasikan para relawan agar blusukan dari pintu ke pintu untuk menangkal hoaks terhadap pasangan nomor urut 01.

“Semakin dekat hari pencoblosan, hoaks yang menyerang pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin semakin gencar. Isunya beragam, mulai dari KH Ma’ruf Amin nanti akan digantikan Ahok, Jokowi antek PKI, isu kerusuhan, hingga rakyat akan semakin susah dan Indonesia akan hancur jika Jokowi kembali terpilih," ujar Ketua Umum Kornas Reliji Bursah Zarnubi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/4/2019).

Menurut Bursah, para relawan harus aktif mendatangi warga dari rumah ke rumah untuk meluruskan propaganda sesat seperti itu. Reliji menggelar Workshop dan Pelatihan Relawan Kampanye Door to Door wilayah Bogor Raya untuk semakin memasifkan dalam menangkal serangan hoaks ke Jokowi-Ma'ruf.

(Baca Juga: Survei New Indonesia: Jokowi-Ma'ruf Amin 57,3%, Prabowo-Sandi 35,9%

Sekira 500 relawan hadir dan mereka dibekali alat peraga kampanye, berupa brosur “Jokowi Presiden pro Rakyat” dan tabloid Tabayyun. Kegiatan itu juga dihadiri Tim Kampanye Daerah (TKD).

Jokowi-Maruf Amin 

Kekhawatiran Bursah berangkat dari meningkatnya tren hoaks menjelang pencoblosan pada 17 April 2019. Ditambah data dari Kemenkominfo, yang menyebutkan pada Januari 2019 ada 175 isu hoaks, Februari 353 isu hoaks, dan Maret meningkat jadi 453 isu. Mayoritas hoaks yang ada menyerang Jokowi-Ma'ruf.

Bursah menepis isu Jokowi anti-Islam yang menyerang Jokowi, karena menurutnya Jokowi adalah muslim sejati yang taat beribadah, rajin puasa, dan sudah haji, bahkan sering melakukan ibadah umrah.

Profil keluarganya juga sederhana dan harmonis. Menurut Bursah cerminan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Anak-anaknya memilih berbisnis dan tak ada yang memanfaatkan fasilitas negara.

"Sejak jadi Wali Kota Solo lalu Gubernur DKI hingga 4,5 tahun memimpin Indonesia, Presiden Jokowi sangat dekat dengan ulama dan umat Islam," tuturnya.

Bahkan, bukan cuma dekat, Jokowi juga banyak membuat program nyata untuk mendorong ekonomi umat seperti membentuk Bank Wakaf dan memfasilitasi kemitraan pengusaha besar dengan pesantren.

"Yang tidak kalah penting adalah pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di lahan seluas 142 hektar di Depok, yang saat ini sedang berjalan, dan jika sudah selesai akan menjadi salah satu pusat peradaban Islam dunia,” imbuhnya.

(Baca Juga: TKN Bakal Sambut Pendukung Jokowi-Amin yang Long March dari Jawa Barat ke GBK

Bursah menegaskan, soal isu PKI juga sangat tidak masuk akal, karena bisa dilihat dari tanggal kelahiran Jokowi pada 1961, yang ketika PKI memberontak ia baru berusia 4 tahun. Sehingga mustahil anak 4 tahun terlibat PKI.

Jokowi-Maruf Amin 

Kepemimpinan Jokowi juga diakui dunia, karena dianggap berhasil memadukan demokrasi, Islam, dan moderasi. Selain itu, memiliki komitmen merawat Kebhinekaan Indonesia dan mengayomi semua golongan, serta mampu menjaga politik keamanan Indonesia stabil.

"Terbukti hasil survei Gallups Law and Order 2018 menobatkan Indonesia sebagai negara teraman ke-9 di dunia. Stabilitas keamanan ini terwujud antara lain karena soliditas Polri-TNI terjaga dengan baik," tutur Bursah.

Pada sektor pembangunan, Jokowi sukses mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan. Tujuannya pembangunan yang selama ini Jawa sentris menjadi Indonesia sentris, makanya ia menggenjot pembangunan dari desa dan daerah pinggiran.

Menurut Bursah, pembangunan di perdesaan semakin pesat melalui alokasi anggaran dana desa yang terus meningkat setiap tahun. Angka kemiskinan di era Jokowi juga terus turun hingga 9,6 persen pada Agustus 2018, atau angka kemiskinan terendah dalam sejarah Indonesia.

"Akses masyarakat kecil terhadap pendidikan dan kesehatan juga semakin baik melalui program wajib belajar 12 tahun, Kartu Indonesia Pintar, program jaminan kesehatan nasional, dan kartu Indonesia sehat,” kata Bursah.

Bursah semakin meyakini dari torehan kerja nyata, Jokowi layak untuk kembali melanjutkan pemerintahan dua periode.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement