Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kubu Jokowi Waspadai Upaya Prabowo Gerakkan People Power untuk Delegitimasi Pemilu

Arie Dwi Satrio , Jurnalis-Sabtu, 20 April 2019 |06:03 WIB
Kubu Jokowi Waspadai Upaya Prabowo Gerakkan <i>People Power</i> untuk Delegitimasi Pemilu
Jubir TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily (Foto: Heru Haryono/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - ‎Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menduga akan ada manuver 'berbahaya' dari kubu capres nomor urut 02, Prabowo Subianto setelah tiga kali deklarasi mengklaim kemenangan Pilpres 2019. Manuver berbahaya itu yakni menggerakkan people power untuk mendelegitimasi pemilu.

‎"Kubu 02 jelas melakukan manuver berbahaya. Upaya delegitimasi pemilu diikuti seruan people power akan membawa negara ini ke jurang perpecahan," kata Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin,TB Ace Hasan Syadzily kepada Okezone di Jakarta, Sabtu (20/4/2019).

Ace menjelaskan ada dua modus yang‎ sedang dibangun Prabowo lewat tiga kali deklarasi kemenangan. Modus pertama yakni, menjalankan strategi firehose of falsehood dengan menanamkan keyakinan di pengikutnya bahwa Prabowo-Sandiaga Uno sudah memenangkan Pilpres 2019.

"Dengan strategi deklarasi berulang-ulang itu pendukung disajikan realitas semu bahwa kubu 02 sudah menang dan informasi di luar itu adalah sesat dan direkayasa. Termasuk dilarang menonton TV yang memutar hasil quick count," tuturnya.

Dengan cara itu lanjut Ace, para pendukung seperti "disihir" untuk percaya satu sumber yakni: survei internal, exit poll internal dan real count internal. "Walaupun sumber informasinya adalah konstruksi dan tidak pernah teruji kebenarannya," kata dia.

Ace menjelaskan, tujuan utama Prabowo tiga kali mendeklarasikan kemenangan diduga kuat untuk menggalang sentimen pendukungnya agar bisa melanjutkan aksi berikutnya yakni gerakan people power.

Prabowo Subianto

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement