PVMBG juga menganalisis Gunung Agung masih berpotensi untuk terjadi erupsi baik secara eksplosif (Strombolian- Vulkanian skala kecil) maupun secara efusif (aliran lava kedalam kawah).
Evaluasi data pemantauan terkini mengindikasikan bahwa potensi untuk terjadinya erupsi besar masih belum teramati.
"Aktivitas Gunung Agung masih berada dalam kondisi yang dinamis dan trend aktivitas dapat berubah sewaktu-waktu. Potensi bahaya," urainya.
Baca Juga: Gunung Agung Erupsi, Bandara Ngurah Rai Bali Tetap Beroperasi Normal
Ancaman bahaya yang paling mungkin terjadi saat ini berupa lontaran batu/lava pijar di dalam hingga keluar kawah, maupun hujan pasir dan abu yang arah penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Lahar hujan dapat terjadi jika terjadi hujan dan membawa material erupsi melalui aliran-aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Agung. Emisi gas vulkanik beracun kemungkinan hanya berada di sekitar area kawah puncak.
Dengan begitu, PVMBG menyimpulkan aktivitas Gunung Agung masih belum stabil dan masih berpotensi terjadi erupsi sehingga disimpulkan tingkat aktivitasnya tetap berada pada Level 3 (Siaga).
PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling terbaru.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.
"Mengingat masih adanya potensi ancaman bahaya abu vulkanik dan mengingat bahwa abu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia, maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar Gunung Agung agar senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipas ipotensi ancaman bahaya abu vulkanik," paparnya.
PVMBG juga meminta Pemerintah Daerah, BNPB dan instansi atau lembaga terkait lainnya agar terus menjaga komunikasi di antara pihak-pihak terkait mitigasi bencana letusan Gunung Agung sehingga proses diseminasi informasi yang rutin dan cepat dapat terus terselenggara dengan baik.
"Terakhir untuk menjaga kondusivitas suasana di Pulau Bali, tidak menyebarkan berita bohong (hoaks) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Agung yang tidak jelas sumbernya," tutur dia.
(Fiddy Anggriawan )