Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Masyarakat Sunda Masih Pegang Teguh Tradisi Sambut Ramadan

CDB Yudistira , Jurnalis-Sabtu, 04 Mei 2019 |11:31 WIB
 Masyarakat Sunda Masih Pegang Teguh Tradisi Sambut Ramadan
Tradisi masyarakat Sunda, Botram (foto: CDB/Okezone)
A
A
A

BANDUNG - Tinggal menghitung hari, umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadan. Tiap daerah di Indonesia mempunyai keunikan dalam menyambut Ramadan.

Seperti di Jawa Barat, masyarakat suku Sunda ini, miliki beberapa tradisi unik seperti botram, munggahan hingga mandi bersama untuk mensucikan diri.

Botram sendiri diartikan makan bersama atau berkumpul. Botram sendiri sudah dilakukan sejak zaman dulu dan menjadi tradisi dan budaya masyarakat sunda.

"Itu memang sudah lama dan menjadi budaya di kita, botram itu mempunyai nilai tinggi didalammnya, dimana kita duduk bersama dalam satu waktu untuk menjali silaturahmi," ujar Mega Nugraha, pemerhati masyarakat kasundaan, saat ditemui di Bandung belum lama ini.

Uniknya tradisi botram ini, dimana setiap mereka yang turut dalam acara tersebut, membawa masing-masing makanannya dari rumah.

Kemudian mereka akan berkumpul di suatu tempat, biasanya tempat kumpul warga atau jika di kampung-kampung adat biasa di sebut rumah adat, untuk saling bertukar makanan dan bersama-sama menyantapnya.

 s

Setelah usai menyantap makanannya, mereka satu sama lainnya saling meminta maaf untuk sebelum menjalankan ibadah puasa.

"Tradisi itulah yang membuat masyarakat sunda tetap guyub (tetap akur), dan saling perduli satu dan lainnya," ucapnya menambahkan.

Seperti yang dilakukan para warga di Kampung Baros Utama, Kota Cimahi, Bandung, Jawa Barat. Belum lama ini Okezone sempat menyambangi mereka.

Di tengah-tengah kerumunan warga, mereka sengaja berkumpul untuk melaksanakan tradisi botram. Para warga pun terlihat keluar dari rumahnya masing-masing dengan membawa makanan.

"Ini mah udah dari dulu, orang tua kami pun melakukan hal yang sama. Intinya mah untuk saling meminta maaf sebelum masuk bulan puasa," kata Darwin, Ketua RW di Baros Utama.

Tak kalah menarik lainnya, ada tradisi lain yakni mandi bersama. Meski sudah jarang ditemui tradisi ini, namun beberapa wilayah di perkotaan seperti wilayah Priangan Jabar, beberapa warganya masih melakukan kegiatan tersebut.

"Konsepnya untuk mensucikan diri, para warga mandi bersama di kali, bersama mencukur dengan nilai budaya untuk mensucikan diri, dalam menyambut bulan suci," ungkap Mega.

Tradisi lain masyarakat Sunda yakni nadran atau yang lazim disebut ziarah kubur. Nadran tak jarang dihubungkan dengan sejumlah mitos, seperti ruh yang makamnya diziarahi akan ikut pulang, berkumpul bersama dengan keluarga saat Ramadan. Mereka baru kembali saat malam Syawal, saat umat Islam merayakan Idul Fitri.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement