Pada masa Gubernur Ali Sadikin, Condet juga pernah dijadikan sebagai kawasan cagar budaya masyarakat Betawi. Namun tidak berlanjut, karena seiring dengan semakin banyaknya masyarakat pendatang, proporsi masyarakat Betawi di kawasan ini juga semakin berkurang.
Kini, kawasan condet terdapat banyak warga keturunan Arab. Memasuki kawasan Condet dari Kramat Jati setelah melewati tempat peribadatan Al-Hawi, kita dapati deretan pertokoan dan penjual busana muslim yang juga menawarkan produk barang dari Tanah Suci termasuk air zamzam, kacang arab, kurma dan lainnya.
Selain itu banyak terdapat juga toko-toko penjual minyak wangi dan rumah makan yang menyediakan masakan Timur Tengah, seperti nasi kebuli dan nasi mandhi.
Warga Condet cukup dekat dengan tradisi-tradisi Arab, khususnya ajaran yang dikembangkan dari Hadramaut, Yaman Selatan, seperti acara Maulid Nabi. Imigran dari Hadramaut berdatangan ke nusantara pada abad ke-19. Ini terjadi seiring dengan mulai beroperasinya kapal uap yang menggantikan kapal layar, hingga pelayaran lebih cepat dan aman.
Hingga kini, kawasan Condet menjadi tempat yang cukup religious, terutama bagi umat Islam.
(Fakhri Rezy)