
Sultan sempat menolak ide pembangunan tol Jogja-Bawen tetapi kemudian menyetujuinya dengan sarat tidak memakan banyak lahan. Trase tol Jogja-Bawen kemudian ditetapkan melintasi Selokan Mataram di Ring Road barat hingga wilayah Magelang, Jawa Tengah.
HB X juga pernah menolak tol Jogja-Solo karena khawatir akan menerabas dan merusak situs penting di kawasan Prambanan. Pemerintah Pusat kemudian menawarkan tol layang untuk mengatasi masalah ini.
Sementara itu, Sekda DIY Gatot Saptadi mengatakan, Pemda DIY tetap mencari solusi terbaik bagi masyarakat DIY sebelum menentukan ruas tol Jogja-Solo. Dampak yang paling kecil akan diambil oleh Pemda sebelum menyepakati trase tol Jogja-Solo.
Gatot menegaskan, hingga kini belum ada kesepakatan soal trase tol Jogja-Solo. Penentuan ruas jalan tol Jogja-Solo mulai dari pintu masuk dari Jawa Tengah (Manisrenggo) hingga keluar ke Kota Jogja hingga kini masih belum final.
“Yang sudah fiks yang tol Jogja-Bawen. Untuk tol Jogja-Solo belum final. Dari gambar yang ada, ada ruas yang elevated ada juga yang at grade kombinasi, tapi belum fiks,” katanya di sela-sela syawalan Gubernur DIY dengan Pemkab Bantul.