Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keresahan Internal Golkar di Bawah Kepemimpinan Airlangga

Achmad Fardiansyah , Jurnalis-Jum'at, 21 Juni 2019 |22:48 WIB
Keresahan Internal Golkar di Bawah Kepemimpinan Airlangga
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Sepak terjang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ternyata dianggap kurang memuaskan. Namun, Airlangga tetap menyatakan siap kembali maju sebagai calon ketua umum di Munas pada Desember nanti.

Politikus senior Golkar Yorrys Raweyai menorehkan catatan, kalau capaian Golkar di Pemilu 2019 tak menunjukan hasil yang memuaskan. Airlangga dianggap gagal memenuhi janji politik untuk memenuhi perolehan suara 110 kursi di parlemen.

Kemunculan Airlangga pasca-Setya Novanto terjerat kasus korupsi e-KTP sempat memberikan keran harapan publik. Ditambah pernyataan Airlangga tentang Golkar yang bersih bukan hanya slogan, bukan moralisme tanpa isi, tapi keniscayaan politik. Namun, semua itu berhenti hanya sebagai retorika semata.

Baca Juga: Politisi Muda Golkar Tolak Percepatan Munas

Airlangga juga berjanji mengembalikan suasana kepartaian yang ekslusif, oligarkis dan birokratis menjadi terbuka dan transparan serta demokratis. Lagi-lagi, tak kunjung mengemuka dalam perjalanannya.

Kesibukan Airlangga yang duduk sebagai Menteri Perindustrian pun dianggap membuat aktivitas kepartaian Airlangga kurang terdengar nyaring di publik. Bahkan, bagi publik Golkar di daerah, Airlangga hanya terlihat di layar kaca.

"Retorika politik Airlangga hanya mampu terngiang di udara, tidak langsung menghampiri mata dan telinga mereka. Kinerja politik internal partai juga cenderung terbengkalai. Hampir tidak ada keriuhan dan geliat semangat berpartai yang terekam dalam berbagai kegiatan. Di beberapa tempat, kita hanya menyaksikan agenda-agenda kepartaian yang bersifat seremonial," ujar Yorrys.

Yorrys

Yorrys menuturkan, sebagai harapan baru dengan wajah baru dan terlepas dari masa lalu, Airlangga harus mampu mendefinisikan dirinya sebagai figur dan karakter berbeda. Ia perlu membuka diri pada kegelisahan internal dan pubblik saat ini.

Baca Juga: Hasil Pemilu 2019 Jadi Batu Loncatan Partai Golkar

Menurut pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Idil Akbar, pernyatan Yorrys sesuatu yang menarik sebagai otokritik bagi Golkar, khususnya kepada Ketua Umum Golkar. Hal itu bila melihat merosotnya suara Golkar di bawah Airlangga.

"Penurunan suara Golkar yang terjadi pada Pemilu 2019 harus menjadi catatan semua kader Golkar dan pimpinan Golkar. Saya kira evaluasi memang diperlukan sejauh tidak ada yang perlu dipersalahkan mengapa dan siapa yang bertanggung jawab atas suara Golkar yang tidak memenuhi nilai ekspektasi yang ditetapkan," ujarnya kepada Okezone, Jumat (21/6/2019).

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement