Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal juga angkat suara menyoal isu ini. "BMKG sudah membantah isu yang meresahkan tersebut melalui berbagai media hampir tiap tahun, namun tiap tahun juga isu tersebut terus beredar-ulang," ujarnya.
Herizal pun menjelaskan hoaks terkait ada pula yang menyebut informasi valid merujuk pada penelitian di luar negeri soal iklim global, namun sebetulnya rancu. Salah satunya, yang menyertakan tangkapan layar pada artikel media massa berbasis di Inggris, The Guardian.
"Nukilan artikel The Guardian itu jika dicermati menjadi sumber dari video informatif Youtube yang beredar pada Juli 2017. Video menjelaskan (seperti judulnya) bahwa informasi itu disebut berasal dari 'BMKG Eropa'. Yang video itu maksud adalah Met Office, BMKG-nya Inggris Raya, yang menjadi rujukan artikel The Guardian," ujar Herizal dikutip dari akun instagram badan tersebut.
Herizal menjelaskan artikel The Guardian yang dirujuk dan disisipkan dalam artikel blog itu judul artikel aslinya adalah "Here is the Weather Forecast for the Next Five Years: Even Hotter".

Isinya kurang lebih membahas tentang lonjakan suhu global sepanjang tahun 2016, seiring dengan peningkatan emisi gas rumah kaca dan fenomena cuaca El Nino: "Global temperatures will continue to soar over the next 12 months as rising levels of greenhouse gas emissions and El Niño combine to bring more record-breaking warmth to the planet."
"Tidak ada yang salah dalam artikel di dalam The Guardian ini, karena membicarakan fakta kecenderungan suhu global yang diprediksikan terus naik menimbulkan tahun-tahun yang lebih panas sebelumnya, dan sama sekali tidak menyinggung kekeringan panjang," ujarnya.
Penelitian tentang peningkatan suhu global sendiri telah dimulai sejak dekade 1960an silam, dan menarik perhatian politik global lewat lembaga Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak akhir dekade 1980an.
Terlepas dari itu, Herizal menerangkan BMKG juga sudah menyampaikan pendapat melalui media massa dan menegaskan bahwa isu soal kemarau berkepanjangan yang beredar baik lewat media sosial maupun aplikasi pesan adalah hoaks.
"Sekalipun benar ada kondisi perubahan iklim akibat kecenderungan naik pemanasan global pada periode klimatologi hingga saat ini, pola musiman sebagai pola utama iklim Indonesia tetaplah ada yaitu, adanya musim penghujan dan musim kemarau," kata dia.
Artinya, tidak ada musim kemarau yang berlangsung sepanjang tahun bahkan hingga menyeberang tahun. Ada kalanya musim kemarau dapat menjadi lebih parah tingkat keringnya atau menjadi lebih lama berlangsungnya kalau ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. "Salah satunya adalah El Nino," ujar dia.
Relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Dedy Helsyanto menyebutkan, usus soal kemarau panjang dan kemunculan dajjal ini adalah hoaks berulang yang sebelumya juga sudah didebunk pada Agustus 2018.
(Khafid Mardiyansyah)