JAKARTA - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto mengatakan, kematian calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Kota Tangerang Selatan 2019 harus menjadi evaluasi semua pihak. Tujuannya, agar tidak ada lagi calon anggota paskibraka yang meninggal dunia.
"Dalam catatan kami, ada beberapa kejadian calon anggota paskibraka yang meninggal dunia di beberapa daerah. Penyebabnya beragam. Ada yang kelelahan, kecelakaan, mengalami kekerasan hingga faktor kesehatan," kata Susanto, mengutip dari laman Antaranews, Senin (12/8/2019).
Dia mengatakan hampir setiap tahun terjadi kematian calon anggota paskibraka. Hal itu harus menjadi bahan evaluasi total, terutama oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Sementara itu, Komisioner KPAI, Ai Maryati Solihah berharap peristiwa di Tangerang Selatan menjadi yang terakhir agar anak-anak Indonesia bisa berpartisipasi lebih baik lagi dalam menjadi anggota paskibraka di berbagai tingkatan.

"KPAI menyambut baik pelaksanaan paskibraka karena merupakan wadah partisipasi bagi anak. Apalagi, menjadi paskibraka adalah impian hampir semua anak-anak paskibra," kata Maryati.
Menurutnya, jangan ada militerisme dalam pelatihan paskibraka di tingkat apa pun, apalagi yang mengarah kepada kekerasan. Pengawasan terhadap pelatihan paskibraka harus tetap diperhatikan.
"Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Kegiatan Paskibraka harus berlaku di seluruh Indonesia diikuti dengan prosedur standar operasional pelatihan paskibraka," katanya.
Sebelumnya, salah seorang calon anggota Paskibraka Tingkat Kota Tangerang Selatan 2019 meninggal saat masih masa pelatihan. KPAI sudah menemui orangtua yang bersangkutan. Meskipun terlihat belum bisa menerima kematian anaknya, kedua orangtua tersebut tidak mau menuntut atau melanjutkan kejadian tersebut ke ranah hukum tetapi siap bila dimintai keterangan oleh polisi.
Menurut penuturan orangtua, selama mengikuti pelatihan paskibraka anaknya harus berlari dengan membawa tas berisi tiga kilogram pasir dan tiga liter air minum, makan jeruk beserta kulitnya, push-up dengan tangan mengepal, menulis buku harian setiap hari yang dirobek oleh seniornya, dan berenang setelah seharian berlatih.
(Rizka Diputra)