 
                Di Myanmar, Rohingya dianggap rendah sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, ditolak kewarganegaraannya, dan dikenakan pembatasan ketat pada kebebasan bergerak.
Meskipun kondisinya suram di kamp-kamp Bangladesh, para pengungsi takut kembali ke rumah tanpa jaminan kewarganegaraan dan keamanan.
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah Bangladesh, tetapi kami tinggal di sini bukan seperti manusia tetapi seperti binatang, hanya makan dan tidur," kata Chekufa.
(Rahman Asmardika)