SOLO - Ratusan pengemudi ojek online (ojol) Go-Jek dan Grab menggelar aksi demo di kantor perwakilan ojol lokal Solo, Maxim yang terletak di Jalan Sangaji No 21 D, Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
Aksi demo itu digelar para driver ojol, menyusul kebijakan tarif yang diterapkan ojol lokal berjaket kuning itu dianggap merugikan mereka.
Baca Juga:Â Viral Driver Ojol 'Geruduk' Customer Gara-Gara Orderan PromoÂ
Pantauan Okezone, lengkap dengan menggunakan atribut lapangan, para Ojol yang berasal dari Go-Jek dan Grab secara bergelombang mulai mendatangi kantor Maxim. Tak hanya berorasi, merekapun memasang spanduk penyegelan di kantor perwakilan Maxim.
Mediasi di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian ini pun dilakukan didalam kantor. Beberapa perwakilan dari ojol, menuntut agar pihak Maxim mulai menutut kantor mereka.
Meski begitu, dengan alasan kemanusiaan, para ojol ini memberikan batas toreransi pada Maxim untuk tetap beroperasi selama tiga hari.
"Bila dalam waktu tiga hari, pihak Maxim yang katanya punya PMA, tidak mau mengikuti aturan dari Permen no 12, maka kami meminta tak hanya kantornya saja yang tutup, tapi aplikasinya juga ditutup,"tegas Penanggungjawab aksi, Bambang Wijanarko alias Uye kepada Okezone, di sela mediasi, Senin (16/12/2019).
Menurut Uye, hadirnya Maxim cukup berimbas terhadap pendapatan mereka. Di mana, sebelum kehadiran Maxim, mereka mampu mendapatkan order sebanyak 10 hingga 15 kali.
Â
Namun, sejak kehadiran Maxim, order yang mereka dapat jauh menurun. Bisa dikatakan, bila Ojol Maxim sudah mendapatkan penumpang sebanyak 10 kali, mereka, ungkap Uye, baru mendapatkan satu kali order.
"Kalau tarif atas bawah sama. Untuk tarif bawah itu Rp1.850 per kilometer. Sedangkan tarif atasnya itu Rp2.300. Yang membedakan itu dijasa mininal perempat kilometernya. Kalau kami sudah Rp7.000 - Rp10 ribu, sedangkan mereka Rp3.000. Jelas kondisi ini membuat konsumen lari, dan lebih memilih Maxim,"terangnya.
Dengan kondisi yang merugikan para Ojol berjaket hijau ini, tak ada kata lain selain menghentikan operasi Maxim bila pihak transportasi online itu tak bersedia menyamakan tarif yang sudah ditetapkan.
"Kita tidak ingin ada tindakan yang brutal seperti yang disampaikan teman kita model-model hukum rimba sudah kitavterapkan. Selama tiga hari driver Maxim mau beroperasi silahkan tapi kita tidak menjamin keamanan mereka,"ujarnya.
Sementara itu Perwakilan Maxim Solo, Arif Yudha mengatakan seharusnya protes tarif ini tidak ditujukan pada pihak Maxim, namun disampaikan kepada institusi yang memiliki kewenangan menyangkut kesamaan tarif.