MEDAN - Polemik soal Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi yang mengatakan banyak rakyat miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan bupatinya tidak sayang kepada rakyat masih bergulir.
Ucapan Edy tersebut dikutip media massa dan banyak disebarkan di media sosial. Pro dan kontra pun mulai bermunculan di tengah masyarakat.
"Waktu saya mau jadi gubernur, dibawa saya sama relawan ke Tapanuli Tengah. Begitu saya masuk ke sana, orang miskin semua. Nggak jadi saya kampanye," kata Edy di Aula Raja Inal Siregar kantor Gubernur, Jl Pangeran Diponegoro, Medan, Selasa (17/12/2019).

Edy juga menyebut rakyat Tapteng miskin karena sang bupati tidak sayang kepada rakyatnya.
"Akhirnya saya sekarang mau balik ke Tapanuli Tengah sana, eh bupatinya begitu. Tak cocok jadi bupati, gimana tak miskin rakyatnya? Tak ada sayangnya sama rakyat, kok ia jadi pemimpin?" tutur Edy.
Selain soal Tapteng, Edy juga membahas soal kondisi di Nias yang tidak jauh berbeda dengan Tapteng. Terkait ucapan Edy Rahmayadi tersebut, Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani memberikan tanggapan.
“Terkait Gubernur mengatakan rakyat Tapteng miskin semua. Saya juga rakyat Tapteng, tak seluruhnya miskin semua. Tetapi mungkin ini koreksi bagi diri kita, bagi pak Gubernur juga. Mungkin Gubernur lupa bahwa Tapteng itu bagian dari Sumatera Utara,” kata Bakhtiar.
Dia menambahkan, kalau memang masyarakat Tapteng miskin menurut Gubernur, carilah solusi bagaimana supaya sejahtera.
Menanggapi soal ucapan Edy yang mengatakan datang ke Tapteng dalam rangka kampanye Pilgub 2018, Bakhtiar mengatakan bahwa dirinya dilantik pada 22 Mei 2017.

“Beliau datang pada akhir 2017 atau awal 2018 (masa kampanye), artinya baru beberapa bulan saya menjabat sebagai Bupati Tapanuli Tengah. Saya berharap ucapan Gubernur bukan karena sentimen pribadi kepada saya,” ujarnya.
Polemik soal ‘rakyat miskin’ di Tapteng itu pun bergulir. Pengurus partai Nasdem berharap agar kedua belah pihak saling menahan diri terkait polemik itu.