SHANGHAI - Sebuah universitas terkenal di China telah menghapus kata "kebebasan berpikir" dari piagamnya, memicu protes dari.
Mahasiswa di Universitas Fudan Shanghai melakukan unjuk rasa dengan menyanyikan lagu-lagu yang memuji "kebebasan akademik dan kebebasan berpikir".
Perubahan piagam Fudan diumumkan oleh Kementerian Pendidikan China dalam situsnya pada Selasa 17 Desember. Perubahan itu langsung mendapat kritikan di media sosial China.
Selain menghilangkan "kebebasan berpikir", piagam itu menambahkan "mempersenjatai pikiran para guru dan siswa dengan era baru ideologi sosialis Xi Jinping dengan karakteristik China".
Piagam juga mewajibkan fakultas dan mahasiswa untuk mematuhi "nilai-nilai sosialis utama" dan membangun lingkungan kampus yang "harmonis".
Kementerian Pendidikan China mengumumkan perubahan pro-pemerintah kepada Universitas Nanjing, dan Universitas Normal Shaanxi pada awal bulan ini.
Presiden Xi yang menjabat sejak 2012 telah berkampanye untuk membangun kultus kepribadian di sekitar dirinya yang mencakup seruan untuk kepatuhan pada "Pemikiran Xi Jinping", mengingat hari-hari pendiri Komunis Mao Zedong.
Universitas Fudan, salah satu lembaga pendidikan bergengsi di China, termasuk yang paling liberal, karena reputasinya soal kebebasan akademik.
"Saya berharap siswa memiliki hak atau waktu untuk mengekspresikan pendapat mereka," kata Song, mengutip AFP, Jumat (20/12/2019).
"Saya pikir orang harus dapat mengekspresikan diri mereka dan saya pribadi setuju dengan kebebasan berpikir," tambah seorang wanita yang berencana mendaftar studi pascasarjana di Universitas Fudan.
(Rachmat Fahzry)