BAGHDAD – Serangan udara Amerika Serikat (AS) menyasar kelompok paramiliter yang didukung Iran di Irak dan Suriah.
Sumber-sumber keamanan Irak, mengutip BBC Senin (30/12/2019) menyebutkan sedikitnya 25 militan dari kelompok Hizbullah Kataib tewas dan lebih dari 50 lainnya terluka dalam serangan yang dilancarkan pada Minggu 29 Desember.
AS menganggap kelompok Hizbullah Kataib sebagai organisasi teroris.
Serangan AS merupakan balasan serangan roket yang menargetkan sebuah pangkalan di Kirkuk, Irak pada Jumat 27 Desember hingga menewaskan seorang prajurit AS.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan kepada wartawan bahwa serangan dari jet tempur F-15 telah mengenai lima sasaran yang terkait dengan kelompok Kataib Hezbollah. Tiga berada di Irak barat dan dua di Suriah timur.
Esper menambahkan sasaran militer AS adalah fasilitas penyimpanan senjata atau pusat komando dan kontrol.
Laporan BBC mengutip sumber anonim dari Irak mengatakan salah satu serangan telah menghantam markas kelompok Kataib Hezbollah di distrik Al-Qaim barat dan menewaskan empat komandan milisi tersebut.
Kataib Hezbollah adalah milisi Muslim Syiah yang didirikan pada 2007 dan didukung Iran.
AS mengklaim milisi Kataib Hezbollah memiliki hubungan kuat dengan Pasukan Quds Iran dan telah berulang kali menerima bantuan dari Iran. Bantuan tersebut digunakan untuk menyerang pasukan koalisi pimpinan AS.
Pemerintahan Trump menuduh Pasukan Quds adalah cara Iran untuk menumbuhkan dan mendukung kelompok-kelompok yang dianggap teroris oleh AS di Timur Tengah. Kelompok itu termasuk gerakan Hizbullah Lebanon dan Jihad Islam Palestina. Pasukan Quds dinilai AS menyediakan dana, pelatihan, senjata dan peralatan.
(Rahman Asmardika)