Jaksa mengatakan sama seperti korban-korban perkosaan berantai lainnya, "korban terbangun di apartemen terdakwa, tak ingat apa pun, tidak memberikan persetujuan untuk difilmkan atau difoto dan tidak memberikan persetujuan untuk berhubungan seks dengan Reynhard Sinaga."
"Ia juga mengira terdakwa hanya membantunya, namun faktanya Reynhard Sinaga memperkosanya lima kali."
Pada malam kejadian, Kamis 27 April 2017, korban pria ini bersama sejumlah teman-temannya pergi ke klab malam, yang tak jauh dari tempat tinggal Reynhard.
Jaksa dan polisi menyatakan Reynhard menggunakan obat bius gammahidroksibutirat GHB yang dicampur ke minuman keras untuk membuat korbannya tidak sadar. Namun aparat tidak menemukan jejak obat bius di apartemen Reynhard.
Lisa Waters dari Pusat Bantuan Serangan Seksual, St Mary's Sexual Assault Referral Centre, mengatakan "sebagian pria sangat sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari."
Dampaknya bagi para korban antara lain ada yang menggunakan obat bius, tak bisa bekerja lagi, tak bisa melanjutkan studi di universitas dan ada yang merasa tak berguna lagi dalam keluarganya sehingga meninggalkan keluarganya.
Waters menambahkan, "Sebagian korban bahkan mencoba bunuh diri dan kami mencoba membantu mereka dan berusaha memastikan mereka merasa aman."
(Rahman Asmardika)