TAIPEI - Presiden petahana Taiwan, Tsai Ing-wen kembali terpilih untuk masa jabatan kedua setelah mengantongi lebih dari delapan juta suara. Pemilihan tersebut berlangsung pada Sabtu 11 Januari 2020. Terpilihnya Ing-wen memperbarui mandatnya untuk menahan saingan militer lamanya, China, setelah saling ancam selama setahun belakangan.
Meski begitu, pendekatan lulusan Amerika Serikat (AS) berusia 63 tahun terhadap China dalam empat tahun ke depan mungkin berbeda dengan empat tahun pertamanya.
Tak lama setelah memenangkan pemilu dengan lebih dari 57 persen suara, Tsai mengisyaratkan pemerintahannya akan berbicara dengan para pejabat yang gusar di China apabila mereka tidak memperlakukan Taiwan sebagai mitra yang setara.
"Sebagai presiden, saya harus menangani hubungan dengan China berdasarkan opini populer, dan saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan kebuntuan dan meningkatkan hubungan antar Selat," kata Tsai dalam konferensi pers di luar markas kampanye di Taipei, melansir dari VOA Indonesia, Minggu (12/1/2020).
"Saya meminta kepada para pemimpin di Beijing untuk menghormati opini rakyat Taiwan dan konsensus bagi perdamaian dan perlakuan setara. Lalu kita bisa menciptakan mekanisme komunikasi yang berkelanjutan dan sehat yang bisa memenuhi harapan kesejahteraan rakyat," tuturnya.
Pemerintah China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang pada akhirnya harus bersatu dengan China. Rakyat Taiwan berpandangan dalam berbagai survei tahun lalu bahwa mereka lebih menyukai otonomi demokrasi sekarang ini ketimbang unifikasi.
(put)