Danau Taal juga "berpotensi berbahaya", karena airnya dapat berinteraksi dengan magma, membuatnya "lebih eksplosif".
"Jika air sampai ke permukaan lava yang meledak, air akan meletus menjadi uap dan dengan cepat memadatkan lava yang berinteraksi dengannya, menghasilkan abu yang sangat halus yang meledak lebih tinggi ke atmosfer dan dapat bergerak lebih jauh," kata Ben Kennedy, Profesor Fisika Vulkanologi di University of Canterbury di Selandia Baru kepada BBC.
Berbagai kondisi itulah yang membuat erupsi Taal menjadi sumber kekhawatiran bagi orang-orang yang berada di wilayah yang berdekatan dengan gunung tersebut.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa lebih dari 450.000 orang diperkirakan tinggal di zona bahaya seluas 14 km yang baru ditetapkan.
Ribuan orang telah dievakuasi tetapi banyak yang masih tertinggal.
Terlepas dari bahaya yang ditimbulkan oleh gunung berapi, banyak yang memilih untuk tinggal di dekatnya mereka karena berbagai alasan, salah satunya adalah tanah vulkanik subur yang dapat ditemukan di area-area tersebut.
BACA JUGA: Gunung Taal Filipina Erupsi, 16 Ribu Orang Mengungsi
Pada Selasa, 14 Januari, Phivolcs mengatakan Taal telah menghasilkan "air mancur lava setinggi 500 meter, ditutupi oleh gumpalan abu-abu dengan uap kelabu gelap yang mencapai ketinggian sekira 2 km, menyebarkan abu". Ketinggian air mancur lava itu mengindikasikan kekuatan erupsi yang kemungkinan akan memuntahkan lava dalam jumlah banyak.
Gempa bumi dan aktivitas gunung berapi adalah hal yang biasa terjadi di Filipina, yang terletak di sepanjang Cincin Api, zona aktivitas seismik utama, yang memiliki salah satu jalur patahan paling aktif di dunia.
(Rachmat Fahzry)