JUMAT, 7 Februari 2020, sejumlah ruas jalan protokol di Kota Singkawang, Kalimantan Barat dipadati rombongan para tatung yang sedang melaksanakan ritual cuci jalan.
Cuci jalan bukan berarti mencuci jalan menggunakan air pada umumnya. Tapi, para tatung atau orang yang telah dirasuki roh dewa atau leluhur ini, melewati jalan-jalan protokol sambil membaca mantra dan mudra.
Ritual ini sudah menjadi tradisi bagi warga Tionghoa sehari menjelang perayaan Cap Go Meh yang jatuh pada hari Sabtu 8 Februari 2020. Sebelum melaksanakan ritual cuci jalan, para tatung mendatangi kelenteng tua atau Vihara Tri Dharma Bumi Raya di pusat Kota Singkawang untuk memanjatkan doa.
Pagi Jumat kemarin, suara loku (gendang), gong dan lonceng terdengar dari kejauhan dan menggiring para tatung memasuki vihara yang berada di Jalan Sejahtera, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat itu.
Satu per satu tatung memasuki vihara untuk berdoa dan memohon petunjuk kepada dewa atau leluhur agar diberi keselamatan. Para tatung ini dari beragam kalangan. Baik tua, muda, pria dan wanita. Mereka mengenakan pakaian khas dari yayasan masing-masing.
Baca Juga: Cap Go Meh di Jakarta, Ini Rangkaian Festival yang Dihelat Pemprov DKI
Para kru yang mendampingi pun turut masuk ke area vihara sambil membawa tandu, dupa, kertas, pedang, golok, tongkat, lonceng serta alat lainnya yang digunakan sebagai pelengkap atraksi tatung.
Sesaat sebelum memasuk vihara yang berjarak sekitar 200 meter dari Masjid Raya Singkawang ini, mereka melakukan atraksi. Ratusan orang yang berada di sekitar vihara pun tak mau ketinggalan menyaksikan dan mengabadikan momen itu dengan handphone maupun kamera mereka.
Bau kemenyan dan dupa pun tak dapat membuat penonton menjauh. Mereka tetap antusias menyaksikan prosesi ini.